tirto.id - Bersama Digital Data Centres (BDDC), platform data center dalam kota yang berfungsi sebagai pusat interkonektivitas dengan ekosistem digital terintegrasi, diperkenalkan kepada publik pada 9 Mei 2023.
BDDC merupakan bagian dari langkah strategis Bersama Digital Infrastructure Asia (BDIA) dalam mendukung percepatan dan pemenuhan kebutuhan infrastruktur digital dari berbagai sektor di Indonesia.
Sebagai platform infrastruktur digital, BDDC telah mengakuisisi 2 data center di dalam kota, yaitu PT Rumah Data Kita dari ProCap Properti (JST Site) dan PT PCDC Propco One (JBT Site) AtriaDC dari PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (Saratoga).
Presiden Komisaris Bersama Digital Data Centres (BDDC) Setyanto Hantoro menjelaskan, pendirian BDDC yang diawali dengan akuisisi dua data center dalam kota ini bertujuan untuk menciptakan kekuatan baru yang mampu memberikan nilai tambah optimal, baik bagi bisnis domestik maupun multinasional. BDDC membantu mewujudkan tujuan perusahaan dengan membuat mereka tetap terhubung melalui ekosistem infrastruktur digital yang terintegrasi.
"Kami bersyukur sekaligus bangga dapat memperkenalkan BDDC kepada masyarakat Indonesia yang semakin hari semakin bergantung pada digitalisasi," terang Setyanto dalam acara Peluncuran Eksklusif bertemakan "Where Digital Enablers Come Together" pada Selasa (9/5/2023).
"Dukungan dari BDIA yang merupakan representasi dari Provident Capital (Provident), Saratoga, dan Macquarie Asset Management akan semakin mengukuhkan posisi BDDC sebagai data center dalam kota terbesar di Indonesia yang menyediakan layanan premium dengan tingkat keamanan tertinggi," lanjut Setyanto.
Setyanto menambahkan bahwa BDDC berada di jantung ekosistem infrastruktur digital dan telekomunikasi yang telah berhasil dibangun selama bertahun-tahun oleh Provident dan Saratoga. Dengan rekam jejak Provident dan Saratoga yang telah terbukti dan jaringan yang luas di industri infrastruktur digital, BDDC akan terus memperkuat posisinya dengan menambah lokasi dan kapasitas data center yang kini dapat mencapai 60 megawatt (MW).
"Kami berharap kehadiran BDDC dapat terus mendorong proses digitalisasi di Indonesia secara lebih efisien, membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, serta mampu memberikan dampak yang menyeluruh ke berbagai daerah di Indonesia," kata dia.
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para mitra dan pelanggan kami yang selalu mempercayai dan mendukung BDDC untuk terus meningkatkan kapasitas dan memberikan layanan terbaik," tambah Setyanto.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif menyatakan kehadiran BDDC bisa mendorong peningkatan industri data center di Indonesia pada masa mendatang.
Pertumbuhan internet yang pesat di Indonesia selama 4 tahun terakhir, serta tingkat penetrasi dan skala industri yang masih rendah, membuka peluang bagi perusahaan penyedia data center untuk terus berkembang di tanah air.
Berdasarkan data resmi dari APJII, jumlah penyedia layanan internet per Maret 2023 mencapai 909 perusahaan, atau meningkat dari 564 perusahaan pada 2019, pada saat trafik internet di Indonesia Internet Exchange (IIX) mencapai 4,5 terabyte/detik.
Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 47,2 persen per tahun, didorong oleh lonjakan jumlah ponsel pintar dan penetrasi internet, pertumbuhan ekonomi digital, serta inisiatif dan dukungan pemerintah, serta pengembangan layanan cloud.
Saat ini, penetrasi data center di Indonesia baru mencapai angka 0,3 watt per kapita, salah satu yang terendah di Asia Pasifik. Kapasitas data center di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara ASEAN-6 (Indonesia, Singapura, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina) hanya sebesar 12,7 persen.
Potensi pasar yang besar tersebut membuka peluang untuk peningkatan kapasitas data center di Indonesia hingga 29,4 persen per tahun. Proyeksi selama periode 2020-2026 menunjukkan potensi peningkatan kapasitas data center dari semula 74 MW menjadi 348 megawatt.
"Pertumbuhan tersebut akan didukung oleh permintaan pasar yang tinggi seiring berkembangnya perusahaan-perusahaan global maupun lokal yang berbasis pada penyediaan layanan cloud, perusahaan teknologi, serta inisiatif digitalisasi yang banyak diadopsi oleh pelaku bisnis di berbagai sektor. Hal ini jelas membutuhkan interkonektivitas dan solusi data center untuk proses bisnis mereka," ujar Arif.
Presiden Direktur Bersama Digital Data Centres (BDDC) Angelo Syailendra menerangkan bahwa sebagai platform infrastruktur digital, BDDC telah menyiapkan data center di lokasi-lokasi strategis yang dilengkapi dengan interkonektivitas padat dan beragam untuk mendukung ekosistem digital yang sedang berkembang di Indonesia.
"Interkonektivitas merupakan salah satu nilai utama dari BDDC. Untuk mendukung pertumbuhan bisnis para pengguna layanan data center kami, BDDC dibangun di lokasi yang sangat strategis, di pusat kota Jakarta, dengan interkonektivitas yang tinggi dan didukung oleh standar operasional dan sistem kredensial keamanan yang ketat. Hal ini akan mengoptimalkan operasional BDDC dalam memenuhi berbagai kebutuhan pelanggan secara efektif dan efisien," ujar Angelo.
Sesuai dengan penjelasan Angelo, BDDC menawarkan 4 keunggulan utama yang akan membantu mitra dan pelanggan untuk memasuki ekosistem digital. Keempatnya meliputi: Interkonektivitas, Skalabilitas, Keandalan, dan Keberlanjutan.
Pertama, terdapat berbagai pilihan interkonektivitas, serta ekosistem yang kaya dan beragam untuk kinerja yang optimal. Kedua, layanan BDDC mampu mendukung pertumbuhan pelanggan, di berbagai lokasi strategis, untuk penggunaan yang adaptif — sesuai dengan variasi dan skala permintaan.
Ketiga, tim yang berpengalaman, serta dukungan infrastruktur yang andal serta memenuhi standar dan sertifikasi global yang tinggi. Keempat, BDDC juga bersiap untuk masa depan dengan menjaga keberlanjutan melalui penggunaan teknologi yang ramah lingkungan sebagai bagian dari komitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip Environmental, Social, Governance (ESG).
Menurut Angelo, BDDC mendukung kinerja jaringan yang lebih baik dan komprehensif, dengan latensi yang lebih rendah dan kedekatan yang lebih baik dengan pengguna akhir, sehingga mudah diakses dari berbagai lokasi. Dari sisi biaya, pemanfaatan data center di dalam kota juga akan mengurangi total biaya kepemilikan yang terkait dengan aset teknologi selama masa pakainya.
"Ke depan, BDDC akan terus memperluas kapasitas dan pengembangan kedua lokasi data center yang ada melalui kerja sama dengan berbagai penyedia layanan konektivitas, baik global maupun lokal, untuk memperkuat ekosistem interkonektivitas kami," kata Angelo.
"Kemampuan kami untuk mengakomodasi semua elemen penting yang dibutuhkan oleh para pengguna akhir kami, akan mendukung dan membantu menjaga kestabilan bisnis mereka di masa depan," tegas dia.
BDDC kini memiliki data hall seluas 20.000 meter persegi, yang mengoperasikan lima modul data center dengan kapasitas lebih dari 9.000 rak dan 60 megawatt.