tirto.id -
"Ada beberapa permasalahan misalnya ini Cirebon ada kabar ada surat suara hilang sebanyak 2.400, ini kita lagi selidiki apakah hilang, dihilangkan atau bagaimana," kata Komisioner Bawaslu Rahmat Bagja di TPS 17 Desa Bojongkoneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/6/2018).
Rahmat menerangkan, surat yang hilang mencapai 2.467 suara. Ia menerangkan, surat suara yang hilang adalah surat suara untuk pemilihan bupati di Cirebon. Mereka khawatir surat tersebut digunakan untuk kepentingan Pilkada.
Selain di Cirebon, Bawaslu menemukan pula surat basah di Tasikmalaya dan Majalengka. Mereka mendapat laporan bahwa logistik Pilgub dari KPUD Jawa Barat bermasalah. Di TPS 17 tempat Prabowo akan menggunakan hak pilih, mereka mendapati logistik Pilgub belum sampai. Selain itu, mereka juga mendapati surat suara tidak tersegel di Pilkada Jabar.
Selain masalah di Jawa Barat, mereka masih menemukan permasalahan pengertian formulir C.6. Masih banyak publik yang berdebat kalau pemilih tidak bisa menggunakan e-KTP. Secara regulasi, Rahmat menerangkan, masyarakat bisa menggunakan hak pilih pada jam 12 hingga jam 1 siang.
"Kemudian juga ada di salah satu ini masalah politik uang, kemudian ditindaklanjuti, terjadi perkelahian dengan aparat penegak hukum, ada yang meninggal. Saya lagi cek nih dimana tapi terlapor kalo tidak salah," kata Rahmat.
Selain masalah perkelahian tersebut, Rahmat mengaku ada temuan politik uang di Sumatera Utara dan Lampung. Politik uang tersebut dilakukan pada hari tenang sehari sebelum pencoblosan. Saat ini, permasalahan politik uang tersebut sudah ditangani oleh Bawaslu.
"Sudah di berkas dan sudah masuk ke Sentra Gakkumdu lagi pembahasan pertama," kata Rahmat.
Saat ini, pihak Bawaslu sudah memperketat pengawasan di TPS. Rahmat menerangkan pengawasan tidak menambah personel. Pihak Bawaslu pun memberi data kepada para pengawas TPS agar kecurangan bisa diminimalisir.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri