tirto.id - Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara Zulkifli Zaini mengatakan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2021-2030 merupakan RUPTL yang paling hijau karena digunakan sebagai landasan untuk mencapai target carbon neutral pada 2060 mendatang.
Pihaknya menargetkan capaian bauran energi dari EBT sebesar 23 persen mulai tahun 2025 dan mendukung porsi EBT pada rencana pembangkit baru lebih dari 50 persen.
Beberapa strategi yang akan dilakukan yaitu meningkatkan keberhasilan COD PLTP dan PLTA yang besar kontribusinya terhadap bauran energi.
“Program Dediselisasi PLTD tersebar menjadi PLTS 1,2 GWp dengan baterai, pembangunan PLTS 4,7 GW dan PLTB 0,6 GW, implementasi co-firing biomasa pada PLTU,” kata dia, Selasa (5/10/2021).
Zulkifli menjelaskan, program selanjutnya setelah tahun 2025 adalah pembangkit beban dasar yang sebelumnya dirancang menggunakan PLTU batu bara, diganti dengan PLT EBT Base 1 GW serta melakukan retirement 1,1 GW PLTU Subcritical di Muarakarang, Priok, Tambaklorok dan Gresik pada tahun 2030.
“Pengembangan pembangkit EBT juga harus memperhitungkan keseimbangan antara supply & demand, kesiapan sistem, keekonomian, serta harus diikuti dengan kemampuan domestik untuk memproduksi industri EBT sehingga Indonesia tidak hanya menjadi importir EBT,” kata dia.
Pihaknya pun sudah menyampaikan rencana transisi energi untuk mencapai Zero Carbon pada tahun 2060 kepada Presiden. Transisi energi menuju Zero Carbon 2060 merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan bangsa dalam membangun industri EBT.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali