Menuju konten utama

Basarnas Lihat Roda Pesawat Saat Evakuasi Lion Air dengan ROV

"Kami melihat yang paling besar itu ada roda pesawat,” kata Syaugi

Basarnas Lihat Roda Pesawat Saat Evakuasi Lion Air dengan ROV
Tim SAR Gabungan sedang membawa hasil akhir evakuasi ke atas kapal KN. Basudewa milik Basarnas yang menjadi posko, pada Selasa (30/10/2018) siang. tirto.id/Haris Prabowo

tirto.id - Pada pencarian hari keempat korban pesawat jatuh, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi mengatakan, pihaknya melihat roda pesawat Lion Air JT-610 dengan teknologi Remotely Operated Vehicles (ROV) pada pencarian di bawah permukaan air.

“Kami turunkan ROV ke dasar laut untuk bisa melihat. Di situ cukup banyak serpihan dan ada beberapa korban. Kami melihat yang paling besar itu ada roda pesawat,” kata Syaugi di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/11/2018).

Ia menambahkan, diperlukan crane untuk mengangkat roda pesawat tersebut. Demi memuluskan proses evakuasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana meminjamkan crane, namun hingga hari ini, menurut penuturan Syaugi, crane tersebut belum ada di lokasi. Sementara crane yang ada saat ini, kata Syaugi, hanya mampu untuk mengangkat serpihan.

Syaugi menegaskan, barang-barang tersebut ditemukan di bawah kapal Baruna Jaya I, sehingga radius 40-50 meter menjadi area pencarian dari titik ditemukannya black box. Untuk pencarian besok, ROV akan menelusuri area di luar radius terakhir. Tujuannya untuk mengetahui luas sebaran serpihan maupun korban.

Sementara itu, untuk pencarian korban, tim SAR telah mengevakuasi 65 kantung jenazah yang berisi potongan tubuh korban. Kantung tersebut segera diserahkan kepada RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi.

Kemarin Syaugi mengatakan bahwa pencarian akan berfokus di koordinat tempat sinyal black box tertangkap transponder USBL BJ I. Badan pesawat dan bunyi ping locater yang menunjukkan keberadaan kotak hitam, kata Syaugi, berada pada kedalaman 32 meter dan dekat dengan pipa pengeboran milik Pertamina.

Koordinat sinyal black box yang tertangkap transponder USBL BJ I, jelas Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT, M. Ilyas, berada pada koordinat S 05 48 48.051 - E 107 07 37.622 dan pada koordinat S 05 48 46.545 - E 107 07 38.393.

Baca juga artikel terkait LION AIR JATUH atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Alexander Haryanto