tirto.id - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, memastikan pemerintah akan memperpanjang penetapan harga eceran tertinggi (HET) beras di harga Rp14.900 per liter untuk beras premium hingga 31 Mei 2024 mendatang. Sementara itu, HET beras kualitas medium akan ditetapkan di kisaran Rp12.000-Rp12.500 per liter.
"Hari ini, kita akan melakukan perpanjangan [HET] sampai 31 Mei tahun ini. Jadi, hampir pasti angka HET untuk beras premium ada di Rp14.900. Khusus yang medium kita akan diskusikan lagi angkanya kurang lebih sekitar Rp12.000-Rp12.500," kata Arief di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (24/4/2024).
Arief mengatakan bahwa HET tersebut akan langsung berlaku. Selain itu, Arief menambahkan bahwa harga beras masih bisa berubah tergantung dinamika harga di masa depan. Namun, dia juga menjamin harga yang telah ditetapkan tidak akan membebani masyarakat, terlebih bagi yang tergolong kurang mampu.
"Khusus untuk yang 22 juta KPM, kan, kita masih memberikan bantuan pangan beras. Jadi, yang 22 juta KPM masih mendapatkan bantuan pangan beras," kata Arief.
Selain soal HET beras, Arief juga melaporkan bahwa cadangan beras pemerintah masih aman. Dia mengatakan bahwa stok beras masih 1,3 juta ton. Presiden Joko Widodo pun memerintahkan agar harga beras harus dijaga.
"Hari ini, Pak Presiden memberikan arahan bahwa untuk harga di tingkat petani harus dijaga dengan baik. Pak Presiden memerintahkan Bapanas, tentunya bersama Bulog, untuk melakukan off take atau serap karena bulan April ini panennya setara beras 5,5 juta ton," kata Arief.
Selain masalah beras, Arief juga melaporkan harga jagung. Saat ini, pemerintah berencana menaikkan HET jagung dari Rp4.500 menjadi Rp5.000. Dia mengaku pemerintah terpaksa menaikkan harga jagung demi kesejahteraan publik.
"Kita harus sampaikan kepada masyarakat, utamanya konsumen, bahwa memang dengan sangat terpaksa ini [harga jagung] harus kita adjust. Pasalnya, agro input dari beberapa komoditas strategis ini juga meningkat. Jadi, kita semua percaya bahwa peningkatan produksi akan berbanding dengan kesejahteraan petani dan peternak," kata Arief.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Fadrik Aziz Firdausi