tirto.id - Survei yang dilakukan organisasi nirlaba LaporCovid-19 menemukan banyak orang tua siswa di DKI Jakarta yang berharap anaknya sekolah tatap muka ketika pandemi COVID-19 sudah terkendali.
Hal tersebut diketahui saat LaporCovid-19 melakukakan survei kepada 23.015 orang tua siswa periode 30 April sampai 15 Mei 2021.
Orang tua yang disurvei sebanyak 56,65 persen memiliki penghasilan kurang dari Rp2,5 juta dan 30,42 persen berpenghasilan Rp2,5 juta -Rp5 juta.
Berdasarkan hasil survei, sebanyak 40,45 persen orang tua ingin pembelajaran tatap muka dilakukan jika angka penularan COVID-19 sudah benar-benar turun.
"Orang tua menginginkan pembukaan sekolah atau pembelajaran tatap muka hanya ketika tingkat penularan sudah menurun atau pandemi sudah terkendali," kata Dicky Pelupessy selalu Kolaborator Ilmuan LaporCovid-19 saat diskusi secara daring, Kamis (5/8/2021).
Sementara orang tua yang menilai waktu yang tepat untuk pembukaan sekolah saat ini sebanyak 8,06 persen, jika pandemi COVID-19 sudah selesai sebanyak 37,42 persen, dan jika anak sudah divaksin 11,05 persen; dan lainnya 3,02 persen.
Alasan para orang tua ingin pembelajaran tatap muka digelar setelah pandemi terkendali karena 50 persen dari mereka menilai anak-anak rentan terkena COVID-19.
Kemudian mereka memandang 54 persen orang dewasa rentan tertular Covid-19 dibandingkan anak-anak dan 54 persen setuju anak bisa menularkan COVID-19 tanpa gejala.
Lalu 35 persen orang tua tak setuju COVID-19 tidak mengancam jiwa anak dan 39 tak setuju COVID-19 tidak berdampak buruk pada anak.
Selanjutnya berdasarkan survei LaporCovid-19, semakin tinggi tingkat pendapatan dan pendidikan orang tua, makin dinilai penting vaksinasi bagi anak usia sekolah agar pembelajaran tatap muka dapat digelar.
"Perlu meningkatkan pemahaman orang tua mengenai vaksinasi bagi anak pada kelompok kelas menengah ke bawah," ucapnya.
Lebih lanjut, LaporCovid-19 mendesak kepada pemerintah untuk mengatur dan mengawasi secara tegas terhadap sekolah untuk tidak melakukan pembelajaran tatap muka ketika tingkat penularan tinggi dan pandemi belum terkendali.
Pemerintah juga diminta memberikan dukungan yang layak bagi keluarga agar anak terlindungi dan terjaga mentalnya selama menjalani pembelajaran dari rumah.
"Mengupayakan sosialisasi dan edukasi mengenai vaksinasi secara umum dan vaksinasi bagi anak dengan lebih terarah dan dengan pesan dan medium yang relevan untuk orang tua kelompok kelas menengah ke bawah," pungkasnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Bayu Septianto