tirto.id - Polri mendirikan dua posko SAR guna membantu evakuasi korban KRI Nanggala-402. Posko berada di Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng, dan Pelabuhan Banyuwangi.
"Posko di sana dalam rangka mengidentifikasi prajurit prajurit TNI AL yang gugur. Nanti identifikasi dari korban, pasti kedokteran forensik akan turun melakukan identifikasi kepada para korban tersebut," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono di Mabes Polri, Senin (26/4/2021).
Sebanyak 331 personel kepolisian, dengan rincian 265 jajaran Polda Jawa Timur dan 66 prajurit dari Polda Bali yang dikerahkan dalam posko tersebut.
"Personel tersebut berisi, tim DVI, Brimob, Polair, Polres, tim trauma healing," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, kemarin. Berdasar penelusuran, dua awak KRI Nanggala-402 masih bagian dari keluarga besar Polri.
Dua korban itu adalah Letkol Laut (P) Heri Octavian adalah putra dari seorang Purnawirawan Kompol Imron Haki dan Letda Rhesa Tri Utomo, adik sepupu dari AKP Maria SN Manafe yang beralamat di Sidoarjo, Jawa Timur.
Sementara Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan bahwa KRI Nanggala-402 tenggelam bukan karena kesalahan manusia atau human erorr.
Hal ini dipastikan karena saat menyelam sudah melalui prosedur yang benar. Ketika mulai menyelam pun lampu kapal masih menyala semua, artinya tidak terjadi blackout. Namun saat menyelam kapal langsung hilang kontak dan ini yang akan diinvestigasi. 53 awak kapal selam tersebut dinyatakan tewas di kedalaman 800 meter di perairan utara Bali.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Restu Diantina Putri