tirto.id - Wali Kota Jakarta Selatan, Marullah Matali mengatakan, lokasi banjir di RW 006, Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan semula berupa sawah. Kemudian seiring waktu berjalan, ditempati jadi pemukiman.
Kondisi tanah yang gembur, kata Marullah, menjadi faktor merembesnya air Kali Pulo melalu bagian bawah tanggul.
Hal ini, kata dia, jadi tantangan ke depan untuk memperbaiki tanggul, agar air sungai tidak rembes kembali.
"Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri di tingkat teknis," ujar dia, di lokasi banjir, Senin (1/4/2019).
Menurut dia, langkah yang mesti diambil yakni mengembalikan fungsi lahan seperti semula atau dinaturalisasi. Namun, ia pesimis hal itu bisa terwujud secara menyeluruh.
"Inikan dulunya sawah semua, tapi saat ini pemukiman semua. Ini melawan alam. Kalau kami katakan naturalisasi 100 persen tidak memungkinkan," tutur dia.
Marullah juga mengatakan akan segera membebasan lahan, terutama lahan yang memang seharusnya bukan untuk pemukiman warga.
"Tetap kami akan lakukan pembebasan-pembebasan. Di beberapa tempat yang sudah harus kami lakukan pembebasan, ya kami lakukan pembebasan," ujar dia.
Marullah juga menjelaskan ada beberapa wilayah pemukiman warga yang akan dibeli pemerintah, namun ada juga wilayah yang tidak dibeli, karena memang tidak sesuai dengan fungsi lahan.
"Nanti akan dinilai, ada juga yang mestinya bukan rumah, memang badan air, terus ditempatin orang, ya harus buru-buru kami singkirkan," tutur dia.
Untuk sementara waktu, Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan sedang memperbaiki rembesan tanggul yang bocor sebagai penanganan darurat.
"Kalau saatnya nanti sudah terkendali, nanti diambil langkah-langkah yang sifatnya lebih permanen. Kami akan betulkan kira-kira dengan panjang pondasi tanggul yang sekitar 30 meter," kata dia.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali