Menuju konten utama

Banjir di Flores Timur NTT: 44 Orang Meninggal dan 24 Warga Hilang

Hingga Senin (5/4/2021) pukul 05.00 WIB tercatat 256 warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi,

Banjir di Flores Timur NTT: 44 Orang Meninggal dan 24 Warga Hilang
Sejumlah rumah dan kendaraan rusak akibat banjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021). Berdasarkan data BPBD Kabupaten Flores Timur sebanyak 23 warga meninggal dunia akibat banjir bandang yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi pada minggu dini hari. ANTARA FOTO/HO/Dok BPBD Flores Timur/wpa/foc.

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 44 orang meninggal dunia dan 24 warga masih hilang akibat banjir bandang di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hingga Senin (5/4/2021) pukul 05.00 WIB tercatat 256 warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.

"Sedangkan warga luka-luka, mereka telah mendapatkan perawatan medis," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati melalui keterangan tertulis, Senin.

BNPB melaporkan sebanyak sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak bencana ini. Kedelapan desa tersebut: Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).

Sedangkan kerugian materil masih tercatat yaitu rumah hanyut 17 unit, terendam lumpur 60, dan jembatan putus 5.

"BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur," ucapnya

Raditya menuturkan terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat. Seperti akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal di Kabupaten Flores Timur.

Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat. "Peristiwa ini dipicu oleh intensitas hujan tinggi pada dini hari tadi, Minggu 4 April kemarin pukul 01.00 WITA," tuturnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis penyebab bencana tersebut karena adanya dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem. Salah satunya potensi curah hujan lebat dan angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada sepekan ini, 3-9 April 2021.

Baca juga artikel terkait BANJIR BANDANG FLORES TIMUR atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan