Menuju konten utama

Bangun Basis Demi Kepentingan Gedung Putih

Pangkalan militer AS yang tersebar di penjuru dunia bisa berupa barak militer, pangkalan udara, pangkalan senjata berat dan lainnya. Terbanyak berada di Italia, Jepang, dan Jerman. Ketiganya merupakan negara yang dikalahkan AS dan sekutunya pada Perang Dunia II.

Bangun Basis Demi Kepentingan Gedung Putih
Seorang pilot amerka serikat memandu pesawat drone angkatan udara Amerika Serikat MQ-9 Reaper saat mendarat di landasan di pangkalan udara Kandahar, Afganistan. Antara Foto/Reuters/Josh Smith

tirto.id - Pasca Perang Dunia II, Amerika Serikat (AS) menempatkan militernya di beberapa negara di luar negeri, terutama di negara-negara yang telah ditekuknya dalam perang.

Memasuki era Perang Dingin, AS punya alasan kuat untuk menghalau negara-negara komunis Blok Timur di Eropa dan Asia. Paling mutakhir, demi kampanye melawan terorisme yang diwacanakannya, AS pun menempatkan personel di beberapa negara Timur Tengah.

Menurut data resmi Departemen Pertahanan AS dan Defense Manpower Data Center, AS memiliki pangkalan militer di 74 negara. Sementara Inggris hanya di tujuh negara dan Perancis punya di 10 negara. Negara-negara yang menyediakan lahan untuk pangkalan militer AS adalah negara-negara sahabat Sang Adidaya yang tersebar di penjuru dunia.

Negara Bekas Musuh

Setelah Mussolini dijatuhkan dan Italia menyerah, menurut salon.com (10/03/2013), AS pernah memiliki 59 pangkalan militer di Italia. Pangkalan terbesar berada di Visenza, di mana terdapat markas Brigade Pasukan Payung ke-173 dan juga gugus tugas militer AS untuk Eropa Selatan.

Beberapa di antara pangkalan-pangkalan di Italia, difungsikan sebagai instalasi komunikasi radar, gudang amunisi, barak militer tempat tinggal prajurit, atau pangkalan udara yang bisa didarati pesawat. Di pangkalan-pangkalan itu ditempatkan personel Marinir, Angkatan Laut, Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan bahkan Penjaga Pantai Amerika (US Coast Guard).

Sementara di Jerman, setelah Adolf Hitler bunuh diri dan Jerman menyerah, AS mulai menjadikan beberapa tempat sebagai pangkalan militernya. Menurut data resmi Departemen Pertahanan AS dan Defense Manpower Data Center, di Jerman terdapat 179 pangkalan militer dan juga 40 ribu tentara dari berbagai kesatuan dan angkatan. Ribuan tentara lainnya juga disebar ke dalam ratusan pangkalan di Eropa.

Pangkalan militer di Eropa sangatlah penting bagi AS. Di masa Perang Dingin, pangkalan itu menjadi tempat siaga bagi puluhan ribu tentara AS untuk menggertak Uni Soviet. Saat ini, ketika Rusia bisa dianggap ancaman, perairan di sekitar Eropa, seperti Laut Tengah maupun bagian utara dari Samudera Atlantik, kapan saja bisa menjadi tempat parkir kapal induk AS untuk menjaga Eropa.

Sementara di Asia, Jepang senasib dengan Jerman. Jepang pernah menjadi musuh AS dan menyerah tanpa syarat pada 14 Agustus 1945. Sebanyak 50 ribu tentara disiagakan di 109 pangkalan militer AS di Jepang. Pangkalan-pangkalan itu kebanyakan berada di Okinawa, Nagasaki dan Kanagawa. Personel terbesar di sana adalah Angkatan Laut dan Marinir. Pangkalan militer di Jepang merupakan kekuatan terbesar AS di Asia Pasifik.

Selain Jepang, AS juga menempatkan kekuatan personel cukup besar di Korea Selatan. Pangkalan ini dibangun tak lepas dari ketakutan AS atas ancaman komunisme di Asia. Setelah Perang Korea berlalu, AS menyisakan banyak militernya di Korea Selatan. Sebab Korea Utara masih saja dianggap sebagai bahaya. Apalagi tak jauh dari jazirah Korea, terdapat Republik Rakyat Tiongkok. Maka sejak 1957, telah dibangun 85 pangkalan di Korea Selatan.

Selain Korea Selatan dan Jepang, AS juga memiliki pangkalan militer lain di Asia Pasifik. Mulai dari Filipina, Singapura, Thailand, hingga Australia. AS memang sempat mengurangi personelnya di Filipina. Namun, beberapa waktu lalu pemerintah Filipina memberikan izin menjadikan beberapa tempat di wilayahnya sebagai pangkalan militer AS.

Menurut Defense Manpower Data Center pada 30 September 2015, kekuatan personel militer AS di Asia Pasifik mencapai 57 ribu personel. Sebanyak 22 ribu di antaranya adalah Angkatan Laut dan 16 ribu Marinir yang cocok beroperasi di Pasifik. Itu masih ditambah 19 ribu personel Angkatan Darat guna mendukung armada USPACOM yang menjaga Asia Pasifik demi kepentingan Gedung Putih. Kapal Induk Amerika dan rombongannya pun selalu bersiaga di sekitar Pasifik. Setidaknya bisa siagakan dua rombongan kapal induk.

Afghanistan Jadi Basis

Belakangan, pangkalan militer AS juga ditemukan di Timur Tengah. Afghanistan dan Irak menjadi dua negara yang paling banyak dijadikan pangkalan militer AS. Dua negara itu menjadi zona perang bagi Amerika.

Pada tahun 2014, di Afghanistan saja, AS memiliki 8 pangkalan Marinir, 7 pangkalan Angkatan Udara, 97 pangkalan yang diisi Angkatan Darat. Sebuah sumber menyebut, markas militer AS di Afganistan berada di Kamp Eggers, Kabul, dekat Kedutaan Amerika Serikat.

Irak pun bernasib sama.Banyak personel militer AS beserta peralatannya disiagakan di sana. Menurut globalsecurity.org, sepanjang 2003 hingga 2011, di Irak setidaknya terdapat 190 kamp berisi prajurit, 140 basis operasi, 47 pangkalan udara dan 70 pos militer terluar.

Menurut data Defense Manpower Data Center tanggal 30 September 2015, di wilayah Timur Tengah yang tidak menjadi lahan perang, AS menempatkan pangkalan dan personelnya di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Turki dan Mesir. Jumlahnya hanya sekitar 6 ribu orang.

Sementara untuk daerah konflik seperti Afghanistan, Irak dan Suriah, AS menempatkan lebih dari 14 ribu personel. Pembagiannya, Afghanistan 9 ribuan personel, Irak 3 ribuan personel dan Suriah hanya 300 personel.

Jika AS punya "urusan" di Timur Tengah, kekuatan personel yang berada di pangkalan militer di Jerman bisa dikerahkan. Tak hanya itu, pesawat tempur dari kapal-kapal induk yang berada di Teluk Arab atau Laut Tengah pun bisa segera dikerahkan.

Baca juga artikel terkait PANGKALAN MILITER atau tulisan lainnya dari Petrik Matanasi

tirto.id - Politik
Reporter: Petrik Matanasi
Penulis: Petrik Matanasi
Editor: Kukuh Bhimo Nugroho