tirto.id - “Sebaik apa pun imbauan dan larangan, takkan berguna jika kita tak patuh.”
Ucapan itu terpampang di akun Twitter resmi Presiden Joko Widodo, @jokowi, pada 8 Agustus 2020. Dalam cuitan itu Jokowi meminta masyarakat menemukan, menunjuk, dan menyebutkan satu per satu pelanggaran protokol kesehatan dalam sebuah gambar.
Pelanggaran protokol kesehatan ditemukan masyarakat bukan di dalam ilustrasi yang diunggah Jokowi, melainkan dari foto Rapat Koordinasi Tingkat Menteri (RKTM) di Nusa Dua, Bali, 21-22 Agustus 2020. Dalam foto di akun @laporcovid, sejumlah menteri tampak tak memakai masker maupun menjaga jarak.
Sekurang-kurangnya terdapat 28 orang yang berfoto. Tujuh di antaranya adalah menteri, mulai dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto sampai Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro.
Foto ini muncul di tengah terus melonjaknya kasus baru COVID-19 di Indonesia, yang per 23 Agustus 2020 menyentuh 153.535 kasus. Total kasus baru harian berada di kisaran 2.000 per hari. Selain itu, Badung, kabupaten Nusa Dua berada, menurut situs baliprov.go.id, dikategorikan sebagai zona merah pandemi alias berisiko tinggi jadi tempat penularan COVID-19.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir, yang juga hadir dalam pertemuan dan termasuk yang difoto, menampik penilaian RKTM tidak mematuhi protokol kesehatan. Ia bilang protokol justru dijalankan dengan ketat baik dalam rapat maupun konferensi pers. Bahkan peserta wajib swab test dulu sebelum diperkenankan hadir.
“Itu untuk keperluan foto saja. Lihat itu di tangan kiri saya pegang masker N95 dan semua peserta pegang masker,” ucap Iskandar dalam pesan singkat, Senin (24/8/2020).
Iskandar juga menampik lokasi RKTM masuk zona merah. Ia bilang Nusa Dua luas dan wilayah yang dikelola Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) pastinya tak masuk dalam kategori itu lantaran menerapkan protokol ketat.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro yang hadir juga memastikan protokol kesehatan dijalankan ketat dalam rapat yang berlangsung satu hari itu. “Masker hanya dilepas sebentar ketika foto dan langsung dipakai kembali,” ucap Bambang dalam pesan singkat, Senin (24/8/2020).
Contoh Buruk
Kolaborator LaporCOVID-19 Dicky Pelupessy mengatakan meski hanya sesaat, foto itu menjadi kontradiktif dengan tanggung jawab pemerintah memberikan teladan. Masyarakat bisa saja meniru dan mewajarkan tidak pakai masker.
“Anda bisa bayangkan orang melihat pesan itu, tidak apa tidak pakai masker. Siap-siap penularan bertambah dan ruang perawatan dan isolasi semakin sedikit tersedia,” ucap Dicky saat dihubungi pada Senin (24/8/2020).
Foto ini juga menambah panjang daftar inkonsistensi pemerintah dalam penanganan pandemi, katanya. Salah satunya adalah kampanye selalu pakai masker.
Ia juga menyayangkan tingkah ini karena ia bertolak belakang dengan peringatan Presiden yang sudah berulang kali disampaikan. Bahkan belakangan Jokowi berjanji akan memberi sanksi kepada mereka yang melanggar. Saat pembantunya juga diduga ikut melanggar, menurutnya Jokowi tak boleh diam dan ragu memberi sanksi.
“Minimal mengomentari, menyatakan kekecewaan dan kemarahan ke publik bahwa itu kesalahan, jangan ditiru,” kata Dicky.
Jokowi telah melakukan itu. “Urusan promosi pemakaian masker belum kelihatan setelah rapat itu, baik di media, baik di lapangan,” katanya, hari ini.
Ia juga mengingatkan di tengah lonjakan kasus yang terus terjadi, okupansi atau tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit semakin mendekati batas maksimum. Satgas Penanganan COVID-19 pernah melaporkan angkanya sudah mencapai 66-80 persen kapasitas meski ini diklaim pemerintah masih aman.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono juga sepakat. Ia bilang pemerintah harus konsisten dengan imbauannya, termasuk dalam foto resmi sekalipun. “Sebagai pembantu Presiden enggak disiplin. Tidak memberi edukasi padahal kita butuh teladan,” ucap Pandu ketika dihubungi, Senin (24/8/2020).
Ia bilang saat ini memakai masker dan menjaga jarak adalah solusi termurah dan tercepat yang bisa diambil di tengah ketidakpastian ketersediaan vaksin. Saat ini publik perlu dibuat sadar kalau COVID-19 masih bisa menyebar diam-diam dan orang yang terjangkit masih tetap bisa terlihat sehat.
Rapat di zona merah juga tak luput dari perhatian. Pandu menyayangkan seolah-olah keputusan rapat di Nusa Dua ingin menunjukkan kalau Indonesia aman sekaligus mempromosikan pariwisata. “Padahal Bali masuk dalam daerah yang masih ada tambahan kasus. Satu pulau berisiko semua,” kata Pandu.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Rio Apinino