Menuju konten utama

Bagaimana Latihan Fisik & Persiapan Astronot dalam Misi ke Mars?

Sebelum dikirim ke luar angkasa, para astronot harus dilatih berbulan-bulan agar bisa bertahan selama menjalankan misi. 

Bagaimana Latihan Fisik & Persiapan Astronot dalam Misi ke Mars?
Ilustrasi. Astronot melakukan pekerjaan pada stasiun ruang angkasa saat mengorbit bumi. foto/nasa/shutterstock.

tirto.id - Para astronot yang akan dikirim untuk misi ke Mars harus melalui latihan yang keras. Ini dilakukan untuk melatih fisik mereka selama menjalankan misi tersebut.

Tubuh manusia dapat bekerja dengan baik karena dibantu dengan gaya gravitasi. Namun, para astronot dalam misi ini harus berada di luar angkasa – yang mana tidak memiliki gaya gravitasi – selama bertahun-tahun.

Latihan tersebut dirancang dengan melatih astronot selama enam hingga sembilan bulan di luar angkasa.

Dilansir dari CNN, latihan telah menjadi bagian penting dari memberikan kekuatan itu bagi para astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional.

"Tubuh kita suka kekuatan," kata John DeWitt, ahli biokimia senior yang bekerja sebagai kontraktor untuk NASA dan berfokus pada kesehatan awak. "Kekuatan adalah yang membantu otot kita menjadi lebih kuat. Kekuatan adalah apa yang membantu tulang kita untuk tetap kuat. Kekuatan adalah apa yang membantu atau jantung tetap kuat dengan harus memompa darah melawan gravitasi."

Seiring berjalannya waktu, para astronot yang hidup tanpa gravitasi selama berbulan-bulan dapat mengalami pelemahan tulang dan otot karena berhenti berkembang.

Para astronot juga bisa mengalami penurunan volume darah, melemahnya sistem kekebalan tubuh, dan penurunan kondisi kardiovaskular.

Ini terjadi karena di luar angkasa tubuh hanya membutuhkan sedikit usaha dan jantung tidak berfungsi sekeras di Bumi dalam memompa darah.

Begitu mereka tiba di Mars, para astronot akan berhadapan dengan gravitasi yang jauh lebih sedikit dari pada yang biasa mereka alami, yaitu sebanak 40 persen gravitasi Bumi.

"Anda bisa kehilangan sekitar satu persen massa tulang setiap bulan, dan itulah situasi khas yang dihadapi astronot" kata astronot Mark Kelly yang telah menjalani satu tahun di luar angkasa.

"Tanpa menginjak tanah untuk waktu yang lama, Anda bisa kehilangan massa tulang. Jika kita ingin mengirim orang ke Mars suatu hari nanti, ini adalah sesuatu yang harus kita pelajari untuk diatasi. Jika tubuh manusia tetap berada di ruang angkasa selama 10 hingga 20 bertahun-tahun, secara evolusi, dalam jangka waktu yang lama, kita mungkin akan kehilangan kerangka kita di luar angkasa karena tubuh tidak banyak membutuhkannya. Kami (para astronot) mungkin hanya akan menjadi sekantung besar daging," lanjutnya.

Selain latihan makanan dan suplemen juga bisa menjadi kunci untuk menghadapi tantangan gravitasi nol.

Menurut penelitian dari Frontiers in Physiology Resveratrol, antioksidan dan senyawa yang ditemukan dalam blueberry dan kulit anggur, bisa menjadi bagian dari strategi diet yang membuat astronot tetap kuat di Mars.

Resveratrol atau senyawa polifenol yang dapat ditemukan dalam tumbuhan anggur, telah digunakan sebagai anti-inflamasi, anti-diabetes, dan antioksidan.

Hal ini dibuktikan dengan percobaan memasang tikus dalam sebuah simulasi gravitasi selama 14 hari.

Tikus yang diberi resveratrol dalam berat badannya tidak berpengaruh meskipun tanpa gaya gravitasi.

Tentunya, latihan dan studi akan terus dilakukan para ilmuwan untuk mempersiapkan misi ke mars.

Dilansir dari The Guardian, misi yang akan membawa para sukarelawan menuju Mars ini akan berlangsung pada tahun 2030 mendatang.

Perjalanan ini akan memakan waktu bertahun-tahun dan biaya sekitar 200 juta USD hingga 19,9 miliar dolar AS.

Baca juga artikel terkait LUAR ANGKASA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yandri Daniel Damaledo