tirto.id - Cara mengetahui bagaimana posisi kepala janin sudah di bawah tanpa USG dapat dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri fisik perut ibu hamil, pola gerakan bayi, hingga meraba sendiri memakai tangan.
Menjadi kondisi normal apabila janin selama kehamilan bergerak di dalam rahim sehingga memungkinkan berada pada berbagai posisi, termasuk mengetahui tanda posisi kepala bayi sudah mapan. Namun, semakin besar ukuran janin, gerakannya akan menjadi terbatas.
Kemudian menjelang akhir kehamilan, yakni antara 32-36 minggu, janin akan bergerak ke bawah dalam rahim untuk bersiap melewati jalan lahir berupa leher rahim, vagina, dan vulva. Inilah yang menjadi salah satu tanda kepala janin sudah di bawah.
Posisi paling ideal bayi sebelum dilahirkan adalah oksiput anterior cephalic, posisi ini menempatkan wajah bayi menghadap ke bawah dan sedikit diputar ke samping. Kemudian bagian terkecil dari kepala bayi mengarah ke jalan lahir.
Ciri-ciri Kepala Bayi Sudah di Bawah
Tanda posisi kepala bayi sudah mapan ke bawah dalam rahim mungkin dapat dirasakan ibu pada usia 32-36 minggu kehamilan.
Situs Medical News Today menuliskan bagaimana ciri-ciri kepala bayi sudah di bawah berikut ini:
- Apabila posisi bayi posterior atau punggung ke belakang, benjolan kehamilan mungkin terasa licin.
- Merasa berat atau terasa tekanan di perut bagian bawah.
- Beberapa ibu kemungkinan merasakan gerakan janin jika kepala sudah di bawah, seperti tendangan di bagian tengah perut.
- Ibu juga bisa melihat lekukan pada sekitar pusarnya, ini karena bokong dan janinnya berada di area tersebut.
- Terasa lebih banyak tendangan di bawah tulang rusuk.
- Merasakan permukaan punggung yang keras dan bulat di salah satu sisi perutnya.
- Perut juga terlihat semakin membesar dan turun ke bawah.
Cara Meraba Janin Sudah Masuk Panggul
Setelah mengetahui adanya tanda-tanda kepala janin sudah di bawah rahim, ibu hamil sebaiknya dapat memastikan melalui beberapa tindakan sehingga lebih akurat.
Untuk hasil yang paling akurat, dapat diperoleh dengan pemindaian di rumah sakit salah satu melalui USG.
Di sisi lain, ibu hamil juga dapat meraba sendiri kepala janin yang sudah masuk panggul dengan konsep spinning babies.
Namun sebelum menjalankan konsep tersebut, seseorang sebaiknya mempertimbangkan beberapa faktor yang dapat membantu sebagai berikut:
- Informasi pemindahan atau kunjungan rumah sakit terakhir kali.
- Mengetahui letak plasenta.
- Mengetahui berapa banyak cairan ketuban.
- Memiliki otot perut yang kencang.
- Memilih waktu ketika janin tengah aktif.
- Menyadari gerakan janin selama beberapa hari terakhir.
- Pilih waktu dan tempat yang memungkinkan ibu hamil dapat berbaring sebagian atau sepenuhnya selama kurang lebih 15 menit. Kemudian miring ke satu sisi kanan atau kiri yang paling nyaman.
- Usahakan tetap dalam kondisi santai dengan bernapas dalam-dalam.
- Berikan tekanan lembut menggunakan ujung jari pada area di sekitar bagian atas panggul atau tulang kemaluan.
- Apabila ibu merasakan sesuatu yang keras, kemungkinan besar itu adalah kepala. Namun jika bagian yang ditekan terasa lunak, kemungkinan adalah bagian bawah janin. Jangan lupa untuk tandai di secarik kertas dengan lingkaran sebagai penanda.
- Kemudian rasakan bagian lain di sekitar perut. Apabila ada bentuk panjang dan halus, kemungkinan adalah punggung. Tandai pada kertas dengan garis lengkung.
- Apabila anda merasakan bentuk atau anggota tubuh yang lembut, kemungkinan bayi menghadap ke depan.
Posisi Bayi Tidak Sempurna Sebelum Lahir
Setelah mengetahui cara meraba janin sudah masuk panggul atau tanda posisi kepala bayi sudah mapan, bayi terkadang tidak mendapatkan posisi oksiput anterior cephalic atau keadaan yang sempurna sebelum dilahirkan. Beberapa posisi menyebabkan durasi persalinan lebih lama hingga penanganan medis tertentu.
Berikut ini beberapa posisi bayi tidak sempurna sebelum lahir seperti ditulis situs Mayo Clinic sebagai berikut:
1. Oksiput Posterior Sefalik
Oksiput posterior sefalik merupakan posisi kepala bayi yang menghadap ke atas sehingga lebih sulit berada di bawah tulang kemaluan ketika melahirkan.
Posisi oksiput posterior sefalik akan membuat persalinan berjalan lebih lama. Sebab anggota tim perawat akan mengubah posisi bayi menjadi telungkup dengan membantu memutar melalui vagina.
Dalam beberapa kasus oksiput posterior sefalik, penggunaan forsep atau alat vakum diperlukan untuk membantu persalinan, hingga mengganti metode kelahiran dengan caesar section (C-section).
2. Frank Sungsang
Frank sungsang merupakan keadaan ketika kaki atau bokong bayi berada di tempat keluar ketika kehamilan menginjak usia lebih dari 36 minggu.
Dokter atau tenaga kesehatan biasanya akan melakukan pemindahan posisi kepala ke bawah dengan menggunakan prosedur cephalic eksternal. Namun apabila bayi kembali ke posisi sungsang, metode kelahiran memungkinkan diubah ke operasi caesar.
3. Sungsang lengkap
Sungsang lengkap adalah keadaan ketika bayi diposisikan dengan bokong terlebih dahulu dan kedua pinggul serta lutut ditekuk di bawahnya. Seperti keadaan frank sungsang, dokter akan melakukan metode penanganan yang sama.
4. Transverse Lie (letak melintang)
Transverse lie merupakan keadaan ketika posisi bayi melintang di dalam rahim. Sebagian besar kasus tranverse lie ditangani dengan prosedur cephalic eksternal.
Namun jika bayi kembali berbalik ke posisi tersebut, penyedia kesehatan akan menjalankan metode operasi caesar untuk kelahiran.
5. Twins (kembar)
Apabila mengandung janin kembar, dengan salah satu bayi tidak berada di bawah rahim, dokter atau bidan akan melakukan perubahan posisi bayi dari atas ke bawah dengan prosedur cephalic eksternal pasca-kelahiran pertama. Kemungkinan ibu yang melahirkan akan menjalankan persalinan dengan operasi caesar jika:
- Upaya melahirkan bayi dalam posisi sungsang tidak berhasil.
- Ibu tidak ingin melahirkan secara normal.
- Upaya pemindahan posisi kepala bayi ke bawah tidak berhasil.
- Ibu tidak ingin mencoba memindahkan bayi ke posisi bawah.
Editor: Dhita Koesno