tirto.id - Agama Islam mengajarkan umatnya untuk selalu melaksanakan salat dan berdoa sebelum beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi umat Islam, salat dan doa merupakan cara supaya selalu ingat kepada Allah SWT sepanjang waktu. Dengan doa, seorang muslim juga dapat terhindar dari godaan setan yang terkutuk.
Selain salat wajib 5 waktu, umat Islam juga diperintahkan untuk melaksanakan salat sunah jika mampu. Salah satunya adalah salat sunah istikharah.
Dilansir laman NU Online, salat istikharah adalah salah satu ibadah yang disunahkan untuk dilakukan seorang muslim saat dihadapkan dengan sebuah pilihan.
Misalnya saat memilih teman hidup, memilih kampus atau jurusan yang tepat untuk seorang pelajar, memilih pekerjaan, dan lain-lain.
Dengan salat istikharah, diharapkan seorang muslim dapat memperoleh petunjuk dari Allah SWT mana pilihan yang terbaik.
Dalil Shalat Istikharah
Situs Muhammadiyah menuliskan, dalil yang menjadi dasar untuk melaksanakan salat istikharah terdapat dalam sebuah hadis seperti dikutip dari Imam an-Nawawi dalam Al-Adzkar yang maknanya adalah:
“Rasulullah SAW mengajari kami (para sahabat) untuk salat istikharah ketika menghadapi setiap persoalan, sebagaimana beliau mengajari kami semua surat dari Al-Quran. Beliau bersabda, ‘Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat sunnah dua rakaat," (HR. Imam al-Bukhari), (An-Nawawi, al-Azdkar, 1997: 137).
Niat Shalat Istikharah
Cara melaksanakan salat istikharah cukup mudah, yakni melakukan salat dua rakaat dengan niat sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: Usholli sunnatal istikharah, raka'ataini lillaahi ta'ala
Artinya, “Aku berniat shalat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah ta’ala”.
Bacaan Doa Setelah Shalat Istikharah
Dijelaskan oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulumiddin, saat rakaat pertama membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Kafirun.
Kemudian saat rakaat kedua membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlash. Lalu setelah salam membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ وَعَـاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَبَارِكْ لِي فِيهِ ثُمَّ يَسِّرْهُ لِي وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ عَاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ أَيْنَـــمَا كَانَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Bacaan latinnya: Allâhumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidina muḫamamdin, Alḫamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. Allâhumma innî astakhîruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa lâ aqdiru, wa ta’lamu wa lâ a’lamu, wa anta ‘allâmul ghuyûb. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hâdzal amra khairun lî fî dînî wa dun-yâya wa ‘âqibati amrî ‘âjilihi wa âjilihi faqdurhu lî wa bârik lî fîhi tsumma yassirhu lî. Wa in kunta ta’lamu anna hâdzal amra syarrun lî fî dînî wa dun-yâya wa ‘âqibati amrî ‘âjilihi wa âjilihi fashrifnî ‘anhu washrfhu ‘annî waqdur liyal khaira haitsu kâna ainamâ kânû innaka ‘alâ kulli syai-in qadîr. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidina muḫamamdin, walḫamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.
Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah dengan pengetahuan-Mu, aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan sementara aku tidak mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib"
Setelah selesai membaca doa tersebut, sebutkan permohonan yang diinginkan. Doa tersebut dari salah satu hadis Rasulullah SAW, yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari hadits Jabir bin ‘Abdillah.
Selain itu, Imam an-Nawawi juga menganjurkan untuk menambahkan salawat, salam, serta hamdalah di awal dan akhir doa.
Menurut konsep salat istikharah, apabila hal yang akan yang dilakukan baik menurut Allah SWT, maka Allah SWT akan menunjukkan jalan dan berdampak positif.
Dan sebaliknya, apabila hal itu tidak baik atau berdampak buruk menurut Allah SWT, maka Allah SWT akan menunjukkan jalan lain.
Penulis: Tifa Fauziah
Editor: Dhita Koesno