Menuju konten utama

Bacaan Doa Buka Puasa Nisfu Syaban Latin-Arab & Qadha Ramadhan

Bacaan doa buka puasa Nisfu Syaban dan qadha utang ramadhan. Simak hukum puasa Nisfu Syaban.

Bacaan Doa Buka Puasa Nisfu Syaban Latin-Arab & Qadha Ramadhan
Ilustrasi Islam. foto/Istockphoto

tirto.id - Puasa Nisfu Syaban dan qada utang puasa Ramadan dapat digabung pelaksanaannya. Berikut ini bacaan doa buka Puasa Nisfu Syaban dan qadha utang puasa Ramadhan.

Nisfu Syaban atau hari ke-15 bulan Syakban merupakan salah satu waktu yang diistimewakan dalam Islam. Sebab, di waktu tersebut Allah Swt. membuka pengampunan kepada seluruh makhlukNya, sebagaimana riwayat hadis dari Imam Baihaqi berikut:

[Rahmat] Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Syaban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian [kemunafikan],” (H.R. Baihaqi).

Berdasarkan Kalender Islam keluaran Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), malam Nisfu Syakban 1444 H jatuh pada Selasa, 7 Maret 2023 bakda Magrib.

Sementara itu, menurut Kalender Islam Global terbitan Majelis Tarjih dan Tajdid Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Malam Nisfu Syakban 1444 H dimulai pada Senin, 6 Maret 2023 bakda Magrib.

Umat Islam dapat mengisi malam Nisfu Syakban dengan berbagai macam amalan ibadah seperti berzikir, berdoa, hingga membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Rasulullah saw. dalam riwayat jalur Muawiyah bin Abdullah bin Ja’far pernah bersabda mengenai ibadah di malam Nisfu Syakban berikut:

Apabila malam nisfu syaban [pertengahan bulan Syaban], maka salatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya. Sesungguhnya Allah pada malam itu turun ke langit dunia hingga terbit malam hari. Dia berfirman, ‘Ingatlah, adakah yang memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya. Adakah yang memohon rezeki, niscaya Aku akan memberinya. Adakah yang sedang ditimpa ujian, niscaya Aku akan menyelamatkannya. Begitu seterusnya, hingga terbit fajar.’” (H.R. Ibnu Majah).

Beberapa riwayat menyatakan bahwa hadis tersebut lemah. Namun, ada juga riwayat yang menguatkannya. Salah satunya adalah sebagai berikut.

“Allah senantiasa memperhatikan makhluk-Nya pada malam nisfu Sya‘ban. Maka Dia akan mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua: hamba yang saling bermusuhan dan yang membunuh,” (HR. Ahmad).

Hukum Penggabungan Puasa Nisfu Syaban dan Qadha Ramadhan

Qada puasa Ramadan merupakan puasa wajib bagi umat Islam yang masih berutang dan tidak memiliki uzur syar’i. Syakban menjadi waktu terakhir bagi kaum muslim untuk membayar utang puasa tersebut.

Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu Syarah Al Muhadzdzab menjelaskan, “Jika ia [seorang muslim] mengakhirkan puasa qada sampai datang Ramadan berikutnya tanpa uzur, ia telah berdosa, dan ia harus berpuasa Ramadan yang datang.”

Niat Puasa Nisfu Syakban dapat digabung dengan puasa qada Ramadan. Jalaluddin as-Suyuthi (Imam Suyuthi), seorang ulama dan cendekiawan muslim abad ke-15 asal Mesir dalam kitabal-Asbah wan Nadhair menuliskan bahwa mazhab Syafi’i mengategorikan empat hukum menggabungkan niat wajib dan sunah sebagai berikut:

  1. Keduanya sah, fardhu maupun sunahnya. Sebagai contoh, niat mandi junub di hari Jumat digabung dengan mandi sunnah Jumat.
  2. Ibadah fardhu-nyasah, sementara ibadah sunahnya tidak. Sebagai contoh, orang yang menjalankan ibadah haji pertama kali. Jika ia berniat haji wajib sekaligus berniat haji sunah, yang dianggap sah adalah yang wajib.
  3. Sah ibadah sunahnya saja, ibadah fardhu-nya tidak. Sebagai contoh, apabila seseorang memberi uang kepada fakir miskin dengan niat zakat wajib sekaligus sedekah, yang dianggap sah hanya sedekahnya.
  4. Tidak sah kedua, wajib maupun sunah. Sebagai contoh, saat seseorang niat salat fardu sekaligus salat sunah rawatib, keduanya tidak sah.
Imam Suyuthi kembali menjelaskan bahwa ulama Mazhab Syafi’i berbeda pendapat dalam menentukan hukum menggabungkan niat sunah puasa Syakban dan qada Ramadan. Namun, sebagian ulama ulama Mazhab Syafi’I mengqiyaskan penggabungan niat sunah puasa Syakban dan qada Ramadan dalam kategori hukum pertama.

Bacaan Doa Buka Puasa Nisfu Syaban dan Qadha Utang Ramadhan

Bacaan doa buka Puasa Nisfu Syakban dan qada utang Ramadan sama seperti puasa sunah lainnya. Di Indonesia umumnya menggunakan dua lafal bacaan doa buka puasa yakni dari hadis riwayat Mu’adz bin Zuhrah dan Abdullah bin Umar.

Bacaan doa buka puasa dari Abdullah bin Umar bisa disimak di bawah ini.

كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ : ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Arab Latinnya: Dzahabadh dhamâ’u wabtalatl-‘urûqu wa tsabata-l-ajru insyâ-allâh.

Artinya: “Rasulullah ketika berbuka, Beliau berdoa: ‘Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah,” (H.R. Abu Daud).

Bacaan doa buka puasa Mu'adz bin Zuhrah adalah sebagai berikut.

كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ : اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Arab Latinnya: Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika aftharthu.

Artinya: “Rasulullah ketika berbuka, beliau berdoa: ‘Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka,” (HR. Abu Daud).

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2023 atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin