tirto.id - Bagaimana bacaan doa akhir tahun dan awal tahun dalam agama Islam? Setiap menjelang tahun baru, ada baiknya kalau kita mengakhiri tahun dengan pengakuan dosa dan permohonan ampun.
Ada baiknya pula jika kita memohon penerimaan amal baik kita yang serba kurang itu. Berikut ini doa yang dibaca Rasulullah SAW di akhir tahun hijriyah. Doa ini dicantumkan oleh Sayid Utsman bin Yahya dalam karyanya Maslakul Akhyar.
Dalam Ini Doa Rasulullah SAW di Awal Tahun yang ditulis Alhafiz K disebutkan bacaan lengkap doa-doa menyambut Tahun Baru umat muslim ini.
Bacaan Doa Akhir Tahun
Doa ini dicantumkan oleh Sayid Utsman bin Yahya dalam karyanya Maslakul Akhyar sebagai berikut.
اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْه وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.
Artinya, “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Karenanya aku memohon ampun kepada-Mu. Ampunilah aku."
Bacaan Doa Awal Tahun
Berikut ini doa Rasulullah SAW di awal tahun seperti disebutkan Sayid Utsman bin Yahya dalam Maslakul Akhyar.
اَللَّهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِه، وَالعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.
Artinya, “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini."
Umat Islam diperintahkan untuk senantiasa berdoa dan mengingat Allah SWT. Selain memperoleh ganjaran pahala di surga, orang yang berdoa juga menuai manfaat kesehatan di dunia.
Perintah berdoa ini tertuang dalam Al-Quran surah Al-Mu'min ayat 60 sebagai berikut.
Orang yang berdoa mengakui kelemahan dan ketidakberdayaannya. Dengan demikian, ia memohon kepada Zat yang Maha Kuasa dan Maha Mengabulkan.
Dengan kekuatan iman, seorang hamba yang berdoa akan dikokohkan mentalnya menghadapi musibah dan cobaan. Hal ini tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:"Doa adalah senjata seorang Mukmin dan tiang [pilar] agama serta cahaya langit dan bumi," (H.R. Abu Ya'la).
Berdasarkan hal itu, wajar pada nabi dan rasul memperoleh energi untuk menyampaikan risalah dakwah melalui doa. Ketika mereka ditimpa musibah dan cobaan, Allah SWT adalah Zat pertama yang diminta pertolongan-Nya.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yulaika Ramadhani