tirto.id - Garuda Indonesia memberangkatkan 1.932 calon jemaah haji mengawali musim haji 2023 pada Rabu (24/5/2023). Keberangkatan perdana ini dibagi dalam 12 kloter penerbangan yang berasal dari lima kota: Solo, Medan, Jakarta, Makassar, dan Banda Aceh.
Penerbangan paling awal memberangkatkan 393 orang calon jemaah haji kloter I dari Bandar Udara Adi Soemarmo Solo dengan nomor penerbangan GA 6101 pada pukul 00.30 WIB. Penerbangan itu direncanakan akan tiba di Bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz Madinah, Arab Saudi, pada pukul 09.15 LT.
Sementara kloter kedua berangkat dari Jakarta yang membawa 393 calon jemaah haji dengan nomor penerbangan GA 7301 pada pukul 00.40 WIB. Penerbangan direncanakan akan tiba di bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz Madinah pada pukul 06.30 LT.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan penerbangan haji 2023 telah dipersiapkan secara menyeluruh untuk memastikan kualitas layanan, operasional, dan aspek kemanan bagi jemaah yang akan berangkat ke tanah suci.
“Adapun komitmen tersebut salah satunya dilakukan melalui peningkatan kualitas keseluruhan touch point layanan penerbangan yang turut disesuaikan dengan karakteristik para calon jemaah," kata Irfan lewat keterangan tertulis, Rabu pagi.
Tahun ini, sebanyak 104.172 calon jemaah yang akan diberangkatkan menggunakan Garuda Indonesia. Mereka berasal dari sembilan kota melibatkan Aceh, Balikpapan, Banjarmasin, Jakarta, Lombok, Makassar, Medan, Padang, dan Solo.
Penerbangan haji dari Indonesia akan dilaksanakan dalam dua fase. Fase satu dengan tujuan Madinah yang akan berlangsung mulai 24 Mei hingga 7 Juni, sedangkan fase dua dengan tujuan Jeddah pada 8-22 Juni.
Irfan menyebut maskapainya mengoperasikan 14 pesawat berbadan lebar yang terdiri dari tujuh pesawat Boeing 777-300ER berkapasitas 393 penumpang, empat pesawat Airbus A330-300 berkapasitas 360 penumpang, dan tiga pesawat Airbus A330-900 yang juga berkapasitas 360 penumpang.
Irfan menyebut maskapainya juga terus melakukan berbagai penyesuaian layanan untuk menghadirkan nilai tambah bagi para jemaah. Pasalnya, lebih dari 30 persen di antaranya merupakan calon jemaah lanjut usia yang berusia di atas 65 tahun.
“Kami menyadari bahwa sebagai salah satu negara dengan umat muslim terbanyak di dunia, ibadah haji menjadi sebuah momentum yang paling ditunggu oleh masyarakat terlebih setelah sebelumnya sempat tertunda akibat pandemi," katanya.
"Karenanya, melalui koordinasi secara intensif dengan berbagai stakeholder, kami memastikan untuk menghadirkan pegalaman penerbangan Haji yang seamless, termasuk salah satunya melalui komitmen optimalisasi ketepatan waktu sebagai salah satu esensi penting optimalisasi layanan penerbangan haji, dengan menetapkan target capaian tingkat ketepatan waktu hingga 90 persen,” tambahnya.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Gilang Ramadhan