Menuju konten utama

Astronom Temukan Bintang Neutron yang Lebih Masif dari Matahari

Bintang ini diperkirakan 2,14 kali lebih masif daripada matahari dengan diameter sekitar 15 mil.

Astronom Temukan Bintang Neutron yang Lebih Masif dari Matahari
Ilustrasi bintang di langit. foto/istockphoto

tirto.id - Astronom mendeteksi sebuah bintang neutron yang masih sangat kuat yang disebut J0740+6620. Bintang ini diperkirakan 2,14 kali lebih masif daripada matahari dengan diameter sekitar 15 mil.

Vice melansir, J0740+6620 ini adalah pulsar, yaitu bintang neutron khusus yang memancarkan sinar radiasi dari kutub magnetnya.

Kutub-kutub bintang ini ternyata berorientasi ke Bumi dan para ilmuwan dapat mengamatinya secara teratur. Bintang ini berkedip seperti mercusuar di luar angkasa sana, meskipun terletak sejauh 4,6 ribu tahun cahaya (kecepatan cahaya 300.000 km/detik).

Pulsar pada umumnya memiliki bintang pendamping, yang disebut katai putih. Katai putih adalah bintang yang tidak sepadat neutron atau lubang hitam.

Para peneliti dapat menghitung massa pulsar ini karena interaksinya dengan bintang kerdil putih pendampingnya. Kedua objek ini mengorbit satu sama lain, wilayah gravitasinya melengkung di sekelilingnya, dan mendistorsi pancaran yang dipancarkan oleh J0740+6620.

Karena distorsi ini pula, cahaya pulsar memancar lebih jelas, fenomena ini disebut "Shapiro Delay" karena diperkenalkan oleh ilmuwan Irwin Shapiro pada 1964.

Fenomena Saphiro Delay juga digunakan untuk memperkirakan massa katai putih, lalu menghitung massa pulsar. Peneliti mengungkapkan, J0740+6620 adalah bintang neutron terbesar yang diketahui.

"Bintang neutron misterius sekaligus menarik," kata Thankful Cromartie, pemimpin studi ini yang berasal dari UNiversitas Virginia dan National Radio Astronomy Observatory, Charlottesville, Virginia, dikutip Greenbank Observatory.

"Benda sebesar kota ini pada dasarnya adalah inti atom ginormous."

Bintang neutron, sisa-sisa bintang hidup yang berubah menjadi supernova, adalah benda lazim di luar angkasa yang paling padat. Sebagai perbandingan, sebuah bintang neutron berukuran sebutir gula memiliki bobot sebesar 100 juta ton di Bumi atau setara dengan populasi seluruh manusia, membuatnya menjadi objek terpadat di samping Black Holes.

Para ilmuwan takjub dengan benda ini. Namun, masih banyak misteri yang belum terpecahkan, seperti apakah jika bintang ini hancur akan menjadi superfluid (cairan luar angkasa yang mengalir dengan bebas)? atau terurai menjadi sup quark atomik atau partikel eksotis lainnya.

Bahkan ada pertanyaan jika hancur maka titik gravitasinya akan menjadi lubang hitam dan menarik materi di sekitarnya.

Nama Pulsar disematkan karena gelombang kembar dari gelombang radio yang mereka pancarkan lewat kutub-kutub mereka. Gelombang ini menyapu ruang di sekitarnya seperti sinar mercusuar, ratusan kali setiap detik.

Karena putaran yang dihasilkan memiliki keteraturan frekuensi dan kecepatan, para astronom menggunakannya sebagai padanan kosmik jam atom. Ketepatan ini membantu para astronom mempelajari sifat ruang dan waktu, mengukur massa benda bintang dan meningkatkan pemahaman mereka tentang relativitas umum.

"Bintang-bintang neutron memiliki titik kritis di mana kepadatan intinya menjadi begitu berat sehingga melampaui kemampuan neutron melawan keruntuhan lebih lanjut," kata Scott Ransom, rekan satu tim penelitian di National Radio Astronomy Observatory, dilansir Space.

"Setiap bintang neutron paling masif yang kami temukan membawa kami lebih dekat pada identifikasi titik kritis dan membantu kami memahami fisika materi."

Penemuan ini adalah hasil yang didapat melalui pengamatan rutin untuk mengumpulkan teka-teki mengenai ruang waktu yang dilakukan oleh para astronom dari beberapa dekade lalu.

"Di Green Bank, kami berusaha mendeteksi gelombang gravitasi dari pulsar," kata Maura McLaughlin, staf di Green Bank. "Untuk itulah, kami mengamati banyak pulsar per milidetiknya."

Baca juga artikel terkait ASTRONOMI atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Dipna Videlia Putsanra