Menuju konten utama

Astronom Berencana Membuat Spaceline, Elevator Menuju Bulan

Dua astronom mencetuskan ide untuk membuat Spaceline, sebuah elevator yang dibangun menuju bulan.

Astronom Berencana Membuat Spaceline, Elevator Menuju Bulan
Foto kombo fase Gerhana Bulan Total atau "Blood Moon" terlihat dari kawasan Pasar Baru, Jakarta, Sabtu (28/7/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Dua astronom asal Universitas Cambridge dan Universitas Columbia mencetuskan ide untuk membuat Spaceline, sebuah elevator yang dibangun menuju bulan.

Techcrunch mewartakan, kedua ilmuwan tersebut mengusung konsep lain, dari yang sebelumnya meletakkan pangkal elevator ke permukaan bumi, menjadi menara atau kabel yang menghubungkan bulan ke orbit geo-sinkron di sekitar planet.

Ide Zephyr Penoyre dari Universitas Cambridge dan Emily Sandford daro Universitas Columbia ini bukan pertama kalinya, pada tahun 70-an, rancangan konsep beserta kerangka matematis mandiri telah dibuat dan menyatakan mungkin untuk menciptakan elevator tersebut untuk bergerak di tata surya.

Namun, dua astronom tersebut menampilkan ide dan konsep yang lebih rinci dan lengkap. Diperkirakan biayanya akan memakan miliaran dolar.

Spaceline lebih mirip tiang daripada sebuah menara, sebuah bangunan ramping, tinggi dan terbuat dari material kuat sepanjang 362 km dari permukaan bulan ke area aman di sekitar planet bumi, yang diperkirakan tidak mengganggu satelit atau atmosfer berbahaya.

Rancangan ini bakal sangat diuntungkan dengan tidak adanya gravitasi bumi dan gangguan fisik lainnya, sehingga konstruksi dan penyimpanan menjadi lebih mudah.

Teknologi ini juga didesain untuk mendapatkan pasokan energi dari sinar matahari sehingga tidak memerlukan bahan bakar untuk menuju bulan seperti halnya roket.

Namun, ada masalah yang harus diatasi, dilansir Technology Review, untuk membuat bangunan seperti itu, dibutuhkan kabel super kuat yang bisa mengangkat beban. Karbon nanotube adalah bahan paling potensial untuk proyek ini, tetapi butuh pengerjaan lama.

Penoyre dan Sandford mengatakan mereka telah meninjau gagasan mereka, dan mengatakan versi lift luar angkasa mereka dapat dibangun dengan bahan komersil yang tersedia saat ini.

Selain itu, sebuah elevator ruang angkasa masih akan dibuat secara konvensional di atas permukaan bumi. Kabel yang dibutuhkan akan sepanjang 42 ribu km di atas bumi.

Kabel semacam itu akan memiliki massa yang sanat besar, agar tidak jatuh, harus ada penyeimbang di ujung yang lain dengan massa orbit serupa. Seluruh lift kemudian akan didukung oleh gaya sentrifugal.

Selama bertahun-tahun, banyak fisikawan, visioner, dan penulis fiksi ilmiah bersemangat dengan ide ini, tetapi berkecil hati dengan hasilnya. Belum ada bahan-bahan yang cukup kuat untuk menahan kekuatan tersebut.

Sutra, laba-laba, bahkan polimer serat karbon termutakhir belum cukup kuat untuk rancangan ini. Jadi, Penoyre dan Sandford mengambil pendekatan berbeda. Alih-alih menjangkar kabel ke bumi, mereka justru menggantungkan bumi dan meletakkan jangkar ke bulan.

Ditambah lagi, Spaceline akan melewati zona Lagrange, sebuah zona tempat gravitasi bulan dan bumi tolak-menolak, Space melansir. Di Lagrange, fitur sentral Spaceline dibangun. Dengan begitu, di bawah Lagrange, mengarah ke bumi, gravitasi akan menarik kabel ke planet.

Di bagian atas Lagrange, mengarah ke bulan, gravitasi bulan menarik kabel ke permukaan bulan. Proyek ambisius ini masih memerlukan material super kuat, biaya miliaran dolar AS, dan sistem yang stabil untuk direalisasikan.

Namun, juga akan sangat menghemat biaya pergi ke bulan, karena memangkas keperluan roket, misi pendaratan, bahan bakar, dan stasiun pemancar, operator berjumlah besar.

Baca juga artikel terkait NASA atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Dipna Videlia Putsanra