tirto.id - Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono memastikan tak ada imbal balik khusus yang diberikan Indonesia ke Amerika Serikat (AS) atas hibah 14 unit drone Scan Eagle dan 3 unit helikopter Bell 412.
"Enggak [ada imbal balik]. Dia (Amerika) nawarin saja, kemudian kami lihat bagus, perlu, ya sudah kami ambil," kata Trenggono saat ditemui di kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Trenggono juga memastikan pemerintah mengambil hibah drone dan helikopter dari AS atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Menurut Trenggono, drone dan helikopter itu digunakan untuk memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI Angkatan Laut.
Ia mengatakan pesawat tanpa awak atau drone Scan Eagle itu salah satunya akan digunakan untuk pengawasan di laut Natuna, Kepulauan Riau.
"Intinya itu untuk surveillance, TNI AL lah nanti yang lebih pasti," Kata Trenggono.
Komisi I DPR telah memberi restu kepada Kementerian Pertahanan untuk menerima hibah Alutsista dari AS. Sesuai undang-undang setiap penerimaan hibah termasuk Alutsista harus mendapatkan persetujuan dari DPR.
"Kami memberikan persetujuan kepada pemerintah menerima hibah dari Amerika Serikat dalam bentuk Scan Eagle UAV sebanyak 14 unit dan upgrade Helicopter Bell 412 Equipment sebanyak tiga unit," kata Meutya di Kompleks Parlemen RI, Rabu (27/2/2020), seperti dikutip dari Antara.
Meutya mengatakan pemberian persetujuan itu disertai dengan catatatan pemerintah harus mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menerima hibah dari pihak asing.
"Kehati-hatian itu apa? Tentu barangnya dan kelayakannya diperiksa dulu. Lalu misalnya alat deteksi dan lain-lain harus dibersihkan terlebih dahulu agar tidak ada alat sadap yang tertinggal dari produk hibah tersebut," ujarnya.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Gilang Ramadhan