Menuju konten utama

Arti Swab Test & Bedanya dengan Rapid Test yang Jadi Syarat ke Bali

Swab test adalah cara yang digunakan untuk mengambil sample dengan mengusap (swab) lendir pada nasofaring dan orofaring.

Arti Swab Test & Bedanya dengan Rapid Test yang Jadi Syarat ke Bali
Jurnalis mengikuti tes usap (swab test) COVID-19 gratis yang digelar Pertamina di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat (23/10/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.

tirto.id - Istilah swab test dan rapid testsering terdengar semenjak merebaknya pandemi virus Corona jenis baru penyebab Covid-19 di Indonesia dan dunia. Keduanya sama-sama digunakan sebagai prosedur awal dalam menentukan positif tidaknya seseorang terjangkit SARS Co-2.

Jelang libur Natal dan tahun baru, kedua test ini dibutuhkan untuk menjadi syarat melakukan perjalanan seperti ke Bali, Jakarta dan beberapa daerah lain di Jawa Tengah.

Lalu, apa yang membedakan antaraswab test dan rapid test?

Apa itu swab test?

Swab test adalah cara yang digunakan untuk mengambil sample dengan mengusap (swab) lendir pada nasofaring dan orofaring. Dikutip dari MD Anderson,swab test dilakukan dengan memasukkan semacam stik dengan kapas yang sangat lembut di ujungnya ke dalam hidung. Stik lalu diputar selama beberapa detik agar dapat mengambil sampel sekresi untuk dianalisis.

Alat swab testharus dimasukan sangat dalam karena spesimen sel dan cairan yang benar-benar bagus diambil dari sepanjang jalur yang menghubungkan pangkal hidung ke bagian belakang tenggorokan.

Terdapat dua jenis swab test yang berbeda, yakni swab test-PCR dan swab antigen. Swab test PCR atau polymerase chain reaction adalah metode pemeriksaan virus SARS Co-2 dengan mendeteksi DNA virus. Tes ini akan mendapatkan hasil apakah seseorang positif atau tidak SARS Co-2.

Swab test jenis ini dianggap lebih akurat mendeteksi adanya virus SARS Co-2. Cara ini juga direkomendasikan oleh WHO untuk mendeteksi Covid-19. Namun, swab test ini membutuhkan proses yang lebih rumit serta biaya yang tidak murah.

Sementara swab antigen atau yang juga dikenal sebagai rapid test antigen digunakan untuk mendeteksi keberadaan antigen virus SARS Co-2 pada sampel yang berasal dari saluran pernapasan. Antigen sendiri merupakan sistem di dalam tubuh yang mendeteksi virus dalam tubuh sebelum virus tersebut diserang antibodi.

Dilansir dari Primaya Hospital, antigen dapat terdeteksi ketika virus bereplikasi, sehingga test ini disarankan bagi orang yang baru saja terinfeksi. Namun, kekurangannya adalah tes ini bisa saja salah, karena antigen yang dideteksi bisa saja virus influenza bukan virus SARS Co-2.

Apa itu rapid test?

Berbeda dengan swab test, dari segi pengambilan waktu diagnosa aapid test cenderung lebih cepat. Metode rapid test biasanya mengambil sampel darah yang selanjutnya diletakan di catridge khusus untuk selanjutnya dideteksi.

Terdapat dua jenis rapid test, yakni rapid test antibodi dan rapid test antigen atau swab antigen.

Rapid test antibodi mendeteksi antibodi yang terdapat dalam darah. Deteksi antibodi ini hanya membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 10 menit. Hasilnya yang cepat dan harganya yang lebih murah, menjadikan rapid test antibodi sebagai screening awal menentukan seseorang terinfeksi SARS Co-2 atau tidak.

Namun, rapid test antibodi ini memiliki akurasi yang rendah. Hal ini karena antibodi seseorang biasanya baru akan terbentuk 14 hari setelah orang tersebut terinfeksi Covis-19.

Sementara itu rapid test antigen dinilai lebih akurat dibanding rapid test antibodi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, rapid test antigen atau swab antigen mendeteksi virus SARS Co-2 melalui adanya antigen dalam lendir yang diambil dari saluran pernapasan.

Hasil rapid test antigen juga lebih cepat ketimbang swab test-PCR, yakni sekitar 20 hingga 30 menit. Harga rapid test antigen kurang lebih sekitar Rp400.000, hal ini lebih mahal dibanding rapid test antibodi yang hanya berkisar antara Rp100.000 hingga Rp150.000.

Baca juga artikel terkait SWAB TEST atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy