tirto.id - Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden (cawapres) yang berpasangan dengan Prabowo Subianto, mengeluarkan pernyataan unik dalam debat cawapres Pemilu 2024, Jumat, 22 Desember 2023.
Dalam Debat Capres 2024 putaran kedua, yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Gibran mengatakan bahwa Indonesia harus mampu keluar dari middle income trap.
Kunci untuk keluar dari middle income trap, menurut Gibran, adalah dengan menaikkan nilai tambah di dalam negeri.
"Di tengah gempuran resesi global, perang dagang, konflik geopolitik, rata-rata pertumbuhan ekonomi negara kita tetap resilience [berhasil beradaptasi], di rata-rata 5 persen," ujar Gibran dalam sesi penyampaian gagasan, segmen 1 Debat Capres 2024 putaran kedua, Jumat (22/12).
Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, mengacu pada pernyataan Gibran, harus didukung dengan penurunan angka pengangguran, kemiskinan, gini ratio, dan mengendalikan inflasi.
Namun, apa sebenarnya arti middle income trap yang dikatakan oleh anak sulung Joko Widodo tersebut?
Arti Middle Income Trap
Middle income trap adalah kondisi perekonomian suatu negara yang tidak mampu melakukan transisi ke tingkat pendapatan per kapita yang lebih tinggi.
Istilah middle income trap diciptakan oleh dua ekonom terkenal, yakni Indermit Gill asal India dan Homi Kharas dari Inggris. Teori tersebut diungkapkan pertama kali pada 2007 ketika mereka tengah mengerjakan strategi dasar perekonomian Asia Timur, yang termaktub dalam laporan Bank Dunia bertajuk "An East Asian Renaissance: Ideas for Economic Growth".
Berdasarkan teori middle income trap, negara-negara berpendapatan rendah cenderung melakukan transisi lebih cepat ke negara-negara berpendapatan menengah, tidak langsung ke negara berpendapatan tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya upah, murahnya, tenaga kerja, dan ketertinggalan teknologi dasar. Akan tetapi, hanya sedikit negara yang berhasil mencapai status pendapatan tinggi.
Namun, sebenarnya tidak ada konsensus mengenai teori middle income trap. Masih banyak perdebatan di kalangan banyak ekonom dan pembuatan kebijakan tentang hal tersebut.
Lepas dari itu, menurut laporan Bank Dunia, dari 101 negara berpendapatan menengah pada 1960, hanya 13 di antaranya yang mencapai status berpendapatan tinggi pada 2008. Pengukuran itu dilakukan berdasarkan tingkat pendapatan per kapita dengan pembanding Amerika Serikat.
Dikutip dari Business Standard, jika middle income trap memang ada, para ekonom berpendapat, setelah perekonomian pasar menengah menjadi matang, pembuatan kebijakan harus inovatif. Mereka juga harus memperkuat kapasitas kelembagaan dan mencari sumber pertumbuhan baru, dibanding harus bergantung pada mesin pertumbuhan tradisional.
Salah satu contoh negara yang disebut-sebut pernah keluar dari middle income trap, adalah Brasil dan Meksiko. Dua negara Amerika Latin tersebut dianggap tengah melakukan transisi ke negara maju, tetapi gagal mencapai kesuksesan seperti yang diraih Jepang dan negara-negara di Eropa Timur.
Pernyataan Gibran dalam Debat Cawapres Pemilu 2024 Bertema Ekonomi
Tema debat perdana cawapres Pemilu 2023 adalah perekonomian. Ketiga cawapres beradu argumen tentang ekonomi kerakyatan dan digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), infrastruktur, dan perkotaan.
Selain membahas tentang middle income trap, Gibran juga menyoroti pentingnya hilirisasi. Itu adalah salah satu agenda yang dia rencanakan ke depan.
"Bukan hanya hilirisasi tambang saja, tetapi juga hilirisasi pertanian, hilirisasi perikanan, hilirisasi digital, dan lain-lain," terang Gibran.
Editor: Iswara N Raditya