Menuju konten utama

APBN Regional DKI Jakarta Surplus Rp474 Triliun per Mei 2022

APBN Regional DKI Jakarta mengalami surplus sebesar Rp474,26 triliun sampai dengan akhir Mei 2022.

APBN Regional DKI Jakarta Surplus Rp474 Triliun per Mei 2022
Pengunjung menyaksikan pertunjukan 'video mapping' di Tugu Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu (22/12/2019). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.

tirto.id - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Regional DKI Jakarta mengalami surplus sebesar Rp474,26 triliun sampai dengan akhir Mei 2022. Surplus tersebut meningkat 117,6 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021.

Kepala Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Selatan, I Dionysiun Lucas Hendrawan mengatakan surplus terjadi akibat penerimaan lebih besar dibandingkan belanja. Di mana realisasi pendapatan APBN mencapai Rp675,57 triliun atau 69,68 persen dari target, sedangkan pagu belanja terealisasi sebesar Rp201,31 triliun atau 31,56 persen dari target.

"Ini berdampak pada surplus regional sebesar Rp474,26 triliun," katanya, Kamis (30/6/2022).

Dia menuturkan penerimaan DKI Jakarta mencapai Rp675,43 triliun naik 51,42 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021. Hal itu ditopang realisasi perpajakan sebesar Rp533,42 triliun atau mencapai 64,65 persen dari target.

Besaran ini bahkan melonjak naik 62,83 persen terutama dari pajak penghasilan yang naik 72,62 persen. Sementara realisasi penerimaan Bea Keluar/Pungutan Ekspor melesat melampaui target dengan realisasi Rp136,56 miliar atau sebesar 435,46 persen.

Dia juga menjelaskan hal itu didorong oleh peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebanyak 19,86 persen dengan realisasi sebesar Rp142,00 triliun yang juga turut berkontribusi dalam menjaga kinerja penerimaan di regional DKI Jakarta.

"Kontribusi penerimaan regional DKI Jakarta terhadap penerimaan nasional mencapai 67-69 persen. Hal ini menunjukan bahwa penerimaan regional DKI Jakarta mempunyai kontribusi yang sangat besar secara nasional, dan saat ini sangat membaik dari sisi penerimaan," ujarnya.

Sementara dari sisi belanja sebesar Rp201,31 triliun menunjukan perlambatan atau mengalami penurunan sebesar 11,76 persen dibandingkan periode Mei 2021. Penurunan realisasi belanja KL disebabkan adanya arahan untuk melakukan Automatic Adjustment oleh KL kembali, sehingga beberapa perencanaan realisasi batal dilaksanakan.

Baca juga artikel terkait APBN 2022 atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin