tirto.id - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani tak ambil pusing dengan hasil riset lembaga survei yang menyebut elektabilitas Prabowo Subianto kalah dibanding Joko Widodo untuk Pemilu Presiden 2019. Muzani menegaskan Gerindra hanya punya satu calon presiden (capres) 2019 yakni Prabowo.
"Hanya ada satu calon [dari Gerindra], yaitu Pak Prabowo," kata Muzani, kepada Tirto, Sabtu (10/2/2018).
Muzani menyampaikan, sikap partai sudah tegas. Seluruh kader Gerindra dari tingkat kecamatan, provinsi, dewan pengurus pusat, dewan pembina, dewan pakar, dan dewan kehormatan tetap menginginkan Prabowo mencalonkan diri sebagai presiden.
"Upaya itu sudah kita lakukan dengan berbagai macam forum dan beliau (Prabowo) menangkap getaran itu. Beliau menangkap suasana itu. Beliau menangkap message itu, bahwa tidak ada satupun kader Gerindra, anggota DPRD kabupaten kota, anggota DPR provinsi, termasuk anggota DPR RI semua berkehendak sama: beliau maju kembali jadi calon presiden," ujar Muzani berapi-api.
Bagi Gerindra, Prabowo dianggap sebagai figur yang sanggup mengubah kondisi sosial, mendinginkan panasnya politik, dan menyelamatkan kehidupan berdemokrasi. Prabowo juga dianggap bisa menjadi pemimpin yang melindungi sektor usaha Indonesia.
Untuk mencapai kepada cita-cita itu, Muzani mengakui Gerindra masih harus berkoalisi untuk mewujudkan pencalonan presiden. Kursi Gerindra di DPR hanya 73 kursi, yang membuat Gerindra tidak bisa mengajukan calon secara sendirian karena ambang batas pencalonan presiden adalah 20 persen atau 112 kursi.
"Karena itu kita harus berkoalisi dengan partai dan waktu yang tersisa ini kami sedang bekomunikasi dengan seluruh kekuatan partai yang ada di Senayan untuk menambah kekurangan kursi," kata Muzani mengkalkulasi kekuatan politik.
Kendati Prabowo belum menyatakan kesediannya untuk maju sebagai calon presiden di 2019, namun ia yakin mantan Danjen Kopassus itu akan mengikuti kehendak para kader Partai Gerindra.
"Pada saatnya kepastian itu akan sampai. Pasti tahun ini, dalam bulan-bulan ke depan," ujar Muzani.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Agung DH