tirto.id - Keputihan adalah istilah yang mengacu pada keluarnya cairan dari organ intim wanita selain darah. Dikenal juga sebagai leukorea, fluor albus, atau vaginal discharge, keputihan dapat dikategorikan sebagai kondisi fisiologis (normal) atau patologis (abnormal).
Keputihan fisiologis merupakan mekanisme alami tubuh wanita untuk menjaga kebersihan dan kesehatan vagina. Cairan ini membantu membersihkan vagina dan saluran reproduksi dari sel-sel mati, bakteri, dan jamur. Keputihan normal umumnya berwarna bening atau putih, tidak berbau, dan encer.
Keputihan patologis menandakan adanya masalah atau penyakit pada organ reproduksi wanita. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna, jumlah, bau, dan konsistensi keputihan. Contohnya, keputihan berwarna kuning kehijauan, berbau tidak sedap, gatal, atau menggumpal, bisa menjadi indikasi infeksi, radang, atau penyakit lainnya.
Lalu, bagaimana hukum keputihan saat puasa? Apakah keputihan harus mandi wajib?
Hukum Keputihan Saat Puasa
Keputihan adalah cairan bening atau putih yang keluar dari vagina dan merupakan hal yang normal pada wanita. Cairan ini tidak mengandung darah dan jaringan rahim, sehingga tidak dikategorikan sebagai hadas besar.
Ini berbeda dengan darah haid dan nifas yang keluar secara berulang setiap bulannya dengan durasi dan jumlah tertentu. Darah ini mengandung darah dan jaringan rahim, sehingga dikategorikan sebagai hadas besar
Lalu, bagaimana hukum keputihan saat puasa? Para ulama sepakat bahwa keputihan tidak membatalkan puasa bagi perempuan. Hal ini dikarenakan keputihan berbeda dengan darah haid atau nifas yang secara tegas membatalkan puasa.
Meskipun tidak membatalkan puasa, keputihan dianggap najis dan membatalkan wudu. Perempuan yang mengalami keputihan harus bersuci dengan membasuh bagian organ intimnya menggunakan air bersih, berwudu, kemudian menjalankan ibadah.
Perlukah Mandi Wajib Saat Keputihan di Bulan Puasa?
Keputihan dikategorikan sebagai darah istihadhah atau darah penyakit. Darah istihadhah berbeda dengan darah haid dan nifas yang keluar secara alami. Biasanya, darah istihadhah muncul di luar siklus haid atau nifas, disebabkan oleh gangguan kesehatan tertentu.
Keputihan termasuk najis dan harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum berwudu dan salat. Lantas, apakah keputihan harus mandi wajib?
Dikutip dari NU Online dalam artikel berjudul "Benarkah Keputihan itu Najis?" (2018), keputihan tidak mewajibkan mandi wajib. Hal ini dikarenakan keputihan termasuk jenis cairan wadi. Wadi adalah cairan yang keluar dari kemaluan wanita setelah buang air kecil, karena kelelahan, atau faktor lain, dan tidak memiliki ciri-ciri mani atau madzi.
Meskipun termasuk wadi, keputihan tetap dihukumi najis. Oleh karena itu, perempuan yang mengalami keputihan diwajibkan untuk membersihkannya terlebih dahulu dari kemaluan sebelum berwudu dan melaksanakan salat.
Jika cairan keputihan mengenai benda lain, seperti pakaian, benda tersebut harus dicuci dengan air sampai hilang bau, warna, dan rasanya.
Tips Hilangkan Keputihan Saat Puasa
Keputihan merupakan hal yang normal pada wanita, meskipun ada kondisi tertentu yang disebabkan oleh masalah kesehatan. Lepas dari itu, keputihan berpotensi menjadikan momen puasa tidak nyaman. Berikut beberapa tips untuk membantu menghilangkan keputihan saat puasa:
1. Minum Air Putih yang Cukup
Minum air putih minimal delapan gelas per hari sangat penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Hal ini juga berpengaruh pada organ intim wanita. Dehidrasi dapat membuat vagina kering dan iritasi sehingga memperparah keputihan.2. Konsumsi Makanan Kaya Probiotik
Probiotik adalah bakteri baik yang membantu menjaga keseimbangan flora vagina. Konsumsi makanan kaya probiotik seperti yoghurt, kimchi, dan tempe dapat membantu mengatasi keputihan.3. Hindari Makanan Manis dan Berlemak
Makanan manis dan berlemak dapat meningkatkan kadar gula darah dan mengganggu keseimbangan pH vagina sehingga meningkatkan risiko keputihan. Oleh karena itu, untuk menghilangkan keputihan, usahakan untuk tidak makan makanan manis dan berlemak terlalu banyak.4. Jaga Kebersihan Organ Intim
Gunakan sabun pembersih khusus area kewanitaan yang non-parfum dengan kandungan pH seimbang. Basuh organ intim dari arah depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari anus berpindah ke vagina.5. Gunakan Pakaian Dalam yang Nyaman
Pilih pakaian dalam berbahan katun yang sejuk dan menyerap keringat. Hindari pakaian dalam yang ketat dan sintetis karena dapat membuat area organ intim lembab dan meningkatkan risiko keputihan.6. Hindari Penggunaan Produk Tertentu
Hindari penggunaan produk seperti tampon, douching, dan sabun kewanitaan yang mengandung parfum karena dapat mengganggu keseimbangan pH vagina dan memperparah keputihan.7. Konsultasi dengan Dokter
Jika keputihan tidak kunjung membaik setelah menerapkan tips di atas, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Fadli Nasrudin