Menuju konten utama

Apakah Bayi Bisa Diberi Vaksinasi Saat Sedang Pilek atau Batuk?

Apakah bayi bisa diberi vaksinasi saat sedang sakit, demam, pilek atau batuk?

Apakah Bayi Bisa Diberi Vaksinasi Saat Sedang Pilek atau Batuk?
Ilustrasi imunisasi bayi. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

tirto.id - Hari Imunisasi Sedunia diperingati setiap tanggal 10 November atau bertepatan dengan hari ini, Selasa (10/11/2020). Peringatan ini untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya mendapatkan vaksinasi tepat waktu untuk mencegah terinfeksi suatu penyakit.

Setiap orang tua tentu saja ingin agar si kecil kebal dalam menghadapi tantangan hidup. Tantangan paling umum yang mempengaruhi hampir semua orang adalah penyakit, dan saat ini yang paling menghantui banyak orang adalah sakit karena infeksi virus COVID-19, demikian dikutip dari UNICEF.

Oleh karena itu, sebagai orang tua, adalah tugas pertama dan terpenting untuk memastikan bahwa anak-anaknya siap, baik secara secara fisik serta mental untuk menghadapi hal yang sama.

Menanamkan kebiasaan gaya hidup sehat dan konsumsi makanan yang seimbang sangat membantu dalam mencegah penyakit, namun vaksinasi juga sama pentingnya.

Sejak lahir, dokter anak akan membagikan daftar vaksinasi yang diberikan kepada si kecil pada interval waktu yang sesuai dan orang tua biasanya akan mematuhi jadwal ini demi menghindari anaknya terkena penyakit.

Namun, apa yang terjadi jika si kecil pilek atau batuk? Apakah Anda masih mengikuti jadwal vaksinasi tersebut? Saat-saat seperti ini tentu membuat dilema orang tua apakah tetap melanjutkan imunisasi sesuai jadwal atau tidak.

Secara umum, ketika seorang bayi (atau orang dewasa) sakit, itu disebabkan oleh kuman yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini merupakan respons alami dari sistem kekebalan tubuh manusia untuk menghasilkan antibodi melawan kuman tersebut.

Kecepatan tubuh melakukan ini bervariasi dari orang ke orang. Setelah antibodi diambil, tubuh akan diperlengkapi dengan baik.

National Health Service (NHS) menyebutkan, jika orang tersebut terkena kuman yang sama lagi dalam waktu dekat, sistem kekebalan menggunakan antibodi ini untuk melawan infeksi bahkan sebelum memicu infeksi di dalam tubuh.

Lalu apa yang terjadi selama vaksinasi bayi? Ini sangat mirip dengan proses yang disebutkan di atas. Di sini, bukannya bayi jatuh sakit dan bayi mengembangkan antibodi sendiri, antibodi disuntikkan ke tubuh dalam bentuk vaksin. Dengan demikian, anak menjadi kebal terhadap penyakit bahkan tanpa jatuh sakit.

Lamanya masa berlaku vaksin ini bergantung pada sifat vaksin. Sisi positifnya, beberapa vaksinasi yang diberikan kepada anak pada usia ini memberikan imunisasi yang bertahan seumur hidup.

Memahami berbagai jenis vaksinasi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta Anda untuk menyadari bahwa tidak semua vaksinasi itu sama dan ada yang lebih penting dari yang lain.

Pentingnya vaksinasi ditentukan oleh sejumlah fitur, seperti apakah penyakit yang ingin divaksinasi mengancam nyawa atau apakah peningkatannya hanya untuk penyakit tertentu, dan sebagainya.

Faktor lain yang berperan di sini adalah apakah imunisasi merupakan bagian dari rangkaian vaksinasi yang akan dilakukan pada interval tertentu untuk memberikan perlindungan seumur hidup terhadap penyakit tertentu (ini berlaku di antaranya dalam kasus vaksinasi terhadap hepatitis, tifus, dan polio.

Dalam kasus seperti itu, lebih baik tetap mengikuti jadwal vaksinasi meskipun anak Anda mengalami batuk ringan atau demam.

Tidak mematuhi jadwal di sini, menurut CDC, akan menghambat jadwal vaksinasi anak Anda dan dalam jangka panjang akan lebih banyak merugikan daripada menguntungkan.

Setelah memahami korelasinya, masuk akal untuk menghindari membebani sistem kekebalan anak Anda secara berlebihan ketika sudah bisa melawan penyakitnya sendiri.

Jadi, jika melihat bahwa bayi Anda mengalami batuk, demam, dan infeksi virus selama beberapa hari (pada hari vaksinasi), sebaiknya tunda vaksinasi sampai si kecil sembuh. Bagaimanapun, Anda tentu tidak ingin membebani sistem kekebalan anak Anda.

Kapan vaksinasi boleh dilakukan?

Dilansir laman Boldsky, penting untuk menyadari bahwa anak-anak di bawah usia satu tahun sering kali mudah terserang penyakit ringan. Ini mungkin berkisar dari batuk hingga pilek.

Dalam salah satu kasus, biasanya tidak disertai demam dan tidak berlangsung lebih dari beberapa hari berturut-turut. Untuk kasus seperti itu, tidak apa-apa untuk melakukan vaksinasi.

Sebuah studi menyebutkan, vaksinasi bisa dilakukan hanya jika anak dalam keadaan sehat atau jika dia sakit sejak pagi hari pada jadwal vaksinasi. Dalam kasus lain, Anda disarankan untuk menunggu sampai infeksi berhenti dan baru setelah itu melanjutkan dengan vaksinasi.

Namun jika masih ragu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak, Puskesmas, atau tenaga kesehatan apakah Anda harus melanjutkan vaksinasi untuk hari itu.

Baca juga artikel terkait VAKSINASI ANAK atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH