Menuju konten utama

Apakah Baby Blues Wajar dan Samakah dengan Depresi Postpartum?

Baby blues sering dikaitkan dengan depresi postpartum atau depresi pasca melahirkan, lantas apa keduanya sama?

Apakah Baby Blues Wajar dan Samakah dengan Depresi Postpartum?
Ilustrasi baby blues. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Baby blues kini jadi perbincangan hangat warganet menyusul viralnya video seorang ibu yang menenggelamkan bayinya di ember.

Mengingat kasus seperti ini sudah terjadi berkali-kali, wajarkah seorang ibu mengalami baby blues? Lalu, apa bedanya dengan depresi postpartum?

Baby blues termasuk gangguan kesehatan mental yang dialami oleh seorang ibu pasca persalinan. Baby blues ditandai dengan munculnya perubahan suasana hati (mood swing) yang bisa membuat seorang ibu merasa sedih berlebihan.

Secara umum, gejala baby blues meliputi:

  • Menangis tanpa tahu penyebabnya
  • Mudah marah
  • Sering gelisah dan cemas
  • Tidak sabaran
  • Kelelahan
  • Mengalami gangguan tidur seperti insomnia
  • Rasa sedih berlebihan
  • Susah berkonsentrasi
Gejala-gejala tersebut umumnya mulai muncul sekitar 3-5 hari setelah persalinan. Namun, baby blues bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar dua minggu setelah melahirkan.

Penyebab baby blues belum diketahui secara pasti, tapi para ahli menduga hal ini disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi pada tubuh seorang ibu setelah persalinan.

Selain itu, kesulitan beradaptasi dengan rutinitas baru sebagai ibu juga bisa menjadi penyebabnya. Rasa lelah bisa sangat berpengaruh pada psikis seseorang. Sehingga, ibu yang mengalami baby blues sangat butuh dukungan dari orang-orang sekitar.

Apakah Baby Blues Wajar Terjadi?

Baby blues mungkin terdengar aneh untuk sebagian orang karena kehadiran buah hati seharusnya menjadi hal yang membahagiakan. Faktanya, baby blues ternyata sangat umum terjadi.

Menurut laman Marchofdimes, 4 dari 5 perempuan atau sekitar 80 persen dari ibu baru bisa mengalami baby blues. Baby blues juga tidak mengenal usia, suku, tingkat penghasilan, atau latar belakang pendidikan.

Artinya, wanita mana pun bisa terkena baby blues. Perasaan negatif yang muncul akibat baby blues juga bukan sesuatu yang salah.

Jika ditilik dari penyebabnya, perubahan hormon adalah hal yang tidak bisa dihindari. Selain itu, ibu baru yang sulit beradaptasi dengan kondisinya setelah memiliki bayi juga sangat bisa dimaklumi karena memang tidak punya pengalaman sebelumnya.

Jadi, baby blues sebenarnya adalah sesuatu yang wajar terjadi. Para ibu yang merasakan baby blues sebaiknya tidak menyalahkan diri sendiri dan usahakan mencari support system untuk memperkuat mental.

Apakah Baby Blues Sama dengan Depresi Postpartum?

Baby blues sering dikaitkan dengan depresi postpartumatau depresi pasca melahirkan. Depresi postpartum juga termasuk gangguan kesehatan mental yang bisa terjadi pada ibu yang baru melahirkan. Meski mirip, gejala depresi postpartum sebenarnya lebih berat dari baby blues.

Dikutip dari Healthline, ada dua poin penting yang bisa membedakan antara baby blues dan depresi postpartum, yaitu:

1. Waktu

Baby blues umumnya mereda dan menghilang sekitar dua minggu setelah persalinan. Apabila rasa sedih, cemas, dan semua perasaan negatif yang dirasakan belum menghilang setelah dua minggu, maka ada kemungkinan ibu tersebut mengalami depresi postpartum.

Selain itu, baby blues biasanya muncul dengan cepat setelah persalinan, yaitu di minggu awal atau 3-5 hari setelah melahirkan. Berbeda dengan baby blues, depresi postpartum bisa terjadi kapan saja dalam kurun waktu satu tahun setelah melahirkan.

Jadi, jika ada seorang ibu yang mendadak mengalami gejala depresi setelah beberapa minggu/bulan setelah persalinan, maka itu bukan baby blues dan kemungkinan mengalami depresi postpartum.

2. Gejala

Gejala depresi postpartum umumnya lebih parah dari baby blues. Gejalanya meliputi:

  • Merasa sedih, putus asa, tidak berharga, dan lebih sering menangis
  • Merasa tidak becus menjadi ibu
  • Tidak mampu bonding dengan bayinya
  • Susah makan, tidur, atau mengurus bayi karena perasaan putus asa yang luar biasa
  • Bisa mengalami kecemasan dan serangan panik
Saat mengalami baby blues, seorang ibu bisa merasa sangat sedih, kelelahan, mudah marah, dan sebagainya. Namun, semua itu biasanya tidak terlalu mengganggu kualitas hidupnya.

Di pihak lain, depresi postpartum bisa mengganggu kehidupan seorang ibu. Hal ini karena gejalanya terasa lebih parah, sulit hilang, dan bisa berlangsung lebih lama dibandingkan baby blues.

Baca juga artikel terkait BABY BLUES atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari