tirto.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya pernah pergi ke Israel pada 2018. Apa tujuan Gus Yahya ke Israel 2018 dan siapa yang ditemui?
Foto Gus Yahya bertandang ke Israel pada 2018 kembali beredar di media sosial. Foto yang viral itu menunjukkan Gus Yahya sedang bersalaman ramah dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Adapun foto tersebut tersebar lagi menyusul ramainya kasus lima orang Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog di Israel. Kasus tersebut mendapatkan kecaman dari banyak pihak, termasuk PBNU dan Nahdliyin lainnya.
Hal ini karena pertemuan tersebut terjadi di tengah-tengah kasus genosida yang dilakukan Israel terhadap penduduk Palestina di Gaza. Kunjungan lima Nahdliyin di Israel berisiko disalahartikan sebagai bentuk dukungan muslim kepada mereka.
Wakil Ketua Badan Pengembangan Jaringan Internasional PBNU Achmad Munjid, menilai umat Islam seharusnya menjauhi Israel dalam situasi semacam ini.
"Menjauhi itu tindakan yang paling minimal. Israel sedang butuh teman dan dukungan untuk terus membantai rakyat Palestina yang tak berdosa," kata Achmad seperti yang dikutip dari NU Online.
Apa Tujuan Gus Yahya ke Israel 2018?
Foto dan video Gus Yahya bertemu dengan Benjamin Netanyahu di Israel sudah dibenarkan oleh Ketum PBNU itu. Ia mengatakan pernah melakukan kunjungan pribadi ke Israel pada 10 sampai 14 Juni 2018.
Adapun tujuan Gus Yahya ke Israel pada 2018 untuk memenuhi undangan menjadi pembicara di The David Amar Worldwide North Africa Jewish Heritage Center.
Acara tersebut berlangsung di Yerusalem, pada 13 Juni 2018. Kala itu, ia memberikan kuliah bertema "Shifting the Geopolitical Calculus: From Conflict to Cooperation". Selama menyampaikan kuliah itu, Gus Yahya menegaskan posisinya mendukung Palestina.
"Saya berdiri di sini untuk Palestina. Saya berdiri di sini atas dasar bahwa kita harus menghormati kedaulatan Palestina sebagai negara merdeka," katanya, seperti yang dikutip dari NU Online.
Selain memberi kuliah, Gus Yahya sempat bertemu dengan PM Israel Benjamin Netanyahu. Foto pertemuan Gus Yahya dengan Netanyahu itu juga sempat menjadi kontroversi enam tahun lalu.
Banyak orang mengkritik kunjungan Gus Yahya ke Israel. Terlebih, dalam dokumentasi yang beredar di publik menunjukkan Gus Yahya terlihat berinteraksi dengan akrab dengan Netanyahu.
Gus Yahya sempat membantah soal kedekatannya dengan Netanyahu. Pada tahun yang sama, Gus Yahya mengaku bahwa tindakannya hanya sebagai bentuk kesopanan.
Apakah Kunjungan Gus Yahya ke Israel Mewakili NU?
Gus Yahya mengaku bahwa kunjungannya ke Israel merupakan kunjungan pribadi, bukan atas nama organisasi NU.
"Saya ke Israel atas nama pribadi dan saya mempertanggungjawabkan secara pribadi. Saya waktu ke sana tidak pernah menyebut NU," katanya dalam konferensi pers, di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2024).
Ia juga mengatakan bahwa sebelum pergi ke Israel dirinya sudah lebih dahulu memberi tahu para kyai senior. Ia bahkan telah berdialog dengan tokoh Yahudi dan para petinggi organisasi sebelum menerima undangan ke Israel.
"Sebelum berangkat, saya sudah sowan (berkunjung) ke sana kemari, bahkan saya memberi syarat kepada yang mengundang bahwa saya ingin bertemu dengan kyai saya. Saya juga mengajak seorang tokoh Yahudi untuk bertemu KH Maimoen Zubair dan berdialog lama sekali sampai 4 jam bersama KH Mustofa Bisri," katanya.
Meskipun melalui proses dialog yang panjang, kedatangan Gus Yahya ke Israel tetap tanpa dukungan PBNU dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal ini dikonfirmasi oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang dahulu menjabat sebagai Ketua Umum MUI.
"Masalah Cholil itu tidak ada kaitannya dengan MUI. Jangankan dengan MUI, dengan PBNU saja tidak ada kaitannya. Karena itu kami tidak memberikan, mendukung, saudara Yahya Staquf [ke Israel]," kata Ma'ruf Amin di Jakarta, Selasa (12/6/2018).
Hal serupa juga disampaikan oleh PBNU terkait lima orang Nahdliyin yang pergi menemui Herzog baru-baru ini. PBNU menjelaskan bahwa kelima Nahdliyin itu tidak mendapatkan mandat atau izin dari PBNU atas kunjungannya.
"Kelima orang tersebut tidak mendapat mandat PBNU. Bahkan tidak pernah meminta izin ke PBNU,” terang Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul.
Editor: Iswara N Raditya