tirto.id - Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU), Zainul Maarif, menjelaskan alasan keberangkatannya ke Israel dan pertemuannya dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. Ia menyebut kepergiannya tidak mengatasnamakan NU tempatnya saat ini bernaung.
Zainul tidak sendirian, dia juga bersama empat orang lainnya yaitu Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Syukron Makmun, dan Izza Annafisah Dania. Dia mengklaim bahwa keberangkatannya ke Israel atas nama pribadi dan dalam rangka penelitian lapangan.
"Kami ke Israel, tidak membawa bendera NU, melainkan atas nama pribadi untuk melakukan penelitian lapangan," kata Zainul Maarif saat dihubungi Tirto, Senin (15/7/2024).
Dia menjelaskan dalam perjalanannya ke Israel, dia juga bertemu dengan tokoh dan pejabat lainnya.
"Kami berdialog dengan banyak narasumber dari Israel maupun Palestina, dari rakyat biasa sampai pejabat, termasuk Presiden Israel," kata dia.
Menurutnya, ada banyak hal yang ditemukan di lapangan tidak sama seperti yang disampaikan oleh media.
"Kami menemukan banyak hal yang selama ini luput dari pemberian media massa indonesia," katanya.
Dia berjanji akan membuat klarifikasi dan penjelasan atas kunjungannya tersebut. Menurutnya, pemberitaan mengenai dirinya saat ini bersifat liar dan tidak adil.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf, akan memanggil lima orang yang mengklaim sebagai warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyyin yang menemui Presiden Israel Isaac Herzog. PBNU saat ini sedang mendalami persoalan ini PBNU juga segera memanggil mereka untuk dimintai tabayun.
Kelima orang yang mengatasnamakan nahdliyin tersebut adalah Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Syukron Makmun, dan Izza Annafisah Dania.
“Yang bersangkutan akan dipanggil untuk dimintai keterangan dan penjelasan lebih dalam tentang maksud tujuannya, latar belakang dan siapa yg memberangkatkan serta hal hal prinsip lainnya,” kata sosok yang disapa Gus Ipul dalam keterangan pers, Senin (15/7/2024).
Penulis: Irfan Amin
Editor: Anggun P Situmorang