tirto.id - Adanya inovasi teknologi khususnya dalam hal Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mengubah cara pikir manusia dalam memperoleh informasi dan interaksi. Kini kedua hal tersebut, tidak dibatasi dengan dimensi ruang ataupun waktu.
Mengutip dari jurnal Ipteks Akuntansi bagi MasyarakatTIK adalah suatu pembelajaran, pembuatan, pengaplikasian, peningkatan, patronasi, atau manajemen informasi berdasarkan teknologi. Umumnya, TIK berfokus pada hal-hal seperti aplikasi perangkat keras (hardware) dan (software).
Dampak dari perkembangan TIK berpengaruh pada berbagai aspek, seperti pendidikan, perdagangan, pemerintah, kesehatan, dan perbankan. Aspek perbankan adalah salah satu aspek yang memperoleh dampak besar dari perkembangan TIK.
Keuntungan Penggunaan TIKI di Bidang Perbankan
Semula masyarakat tidak bisa mengambil uang dari ATM dengan bank yang berbeda selama 24 jam sehari. Tapi, dengan adanya perkembangan TIK, saat ini masyarakat sudah tidak perlu khawatir lagi.
Dilansir dari lamanSumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), sejumlah bank di Indonesia saat ini memanfaatkan TIK untuk meningkatkan layanan kepada para nasabahnya dengan berbagai keuntungan, yaitu:
- Para nasabah dapat mengambil uang dari mesin ATM yang telah tersedia selama 24 jam sehari, nasabah dengan bank berbeda dapat mengambil uang melalui ATM bersama.
- Melalui Short Message Service (SMS), nasabah sudah bisa memeriksa saldo ataupun melakukan transaksi lainnya seperti membayar biaya telpon rumah dan mentransfer uang ke rekening orang lain.
Kendati demikian, melalui laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia(Kominfo) pemerintah menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan perbankan, salah satunya dengan menerapkan teknologi layanan keuangan yang mudah diakses oleh masyarakat Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudianatara mengungkapkan saat ini terdapat sekira 175 juta orang Indonesia telah memiliki satu ponsel. Maka itu, akses masyarakat terhadap jasa perbankan masih perlu ditingkatkan dengan berbagai pendekatan.
Faktor Pendorong Adopsi Teknologi Perbankan
Terdapat dua faktor pendorong untuk mengadopsi teknologi perbankan di Indonesia. Pertama, pertumbuhan sektor komunikasi dan informatika di Indonesia mampu mendukung perkembangan digitalisasi perbangkan.
Kedua, kebijakan pemerintah dalam membangun dan menyediakan infrastruktur telekomunikasi untuk menjangkau semua lapisan masyarakat. Terhitung sejak tahun 2017, saat itu Menteri Rudiantara menuturkan bahwa pertumbuhan sektor Kominfo pada setiap kuartal telah menembus kurang lebih 11 persen.
Pada kesempatan ini, pihaknya juga menjelaskan bahwa perkembangan infrastruktur telekomunikasi adalah wujud dari Program Nawacita Nomor 3, yaitu membangun dari pinggiran atau wilayah terluar RI.
Pemerintah akan menggunakan teknologi baru untuk menghubungkan sebanyak 292.000 sekolah, 10.000 Puskesmas, 75.000 Polsek, dan Koramil.
Beberapa bank di Indonesia yang telah meningkatkan investasi dalam saluran digital untuk mengikuti basis pelanggan agar semakin terhubung adalah Bank Negara Indonesia (BNI). Mereka mengalokasikan Rp2 triliun pada 2017 untuk belanja modal (capex) dan 50 persen digunakan untuk pengembangan TIK.
Bank-bank lain di Indonesia yang meningkatkan layanan perbankannya adalah Bank Mandiri, Bank Permata, Bank Mayapada, dan Bank OCBC NISP. Mereka telah menjanjikan lebih banyak belanja modal untuk upaya digitalisasi.
Bank Permata adalah salah satu bank Indonesia yang progresih dalam mengeksplorasi solusi TIK. Bank Permata telah mengeksplorasi teknologi frontier seperti AI, biometrik, dan blockchain sebagai bagian dari strategi digitalisasi.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Agung DH