tirto.id - Beberapa waktu terakhir, terdapat beberapa tanaman yang memiliki pamor tinggi di tengah masyarakat.
Tanaman tersebut adalah tanaman porang, janda bolong, dan aglaonema. Ketiganya pun memiliki harga jual yang tinggi hingga ratusan juta rupiah, mengikuti naiknya tren menanam tanaman-tanaman tersebut. Lantas, bagaimana sih rupa ketiganya?
Apa itu tanaman janda bolong?
Janda bolong merupakan tanaman hias dengan nama latin Monstera adansonii variegata.
Tanaman ini masuk ke dalam Familia aracae dan memiliki harga jual hingga ratusan juta rupiah, terlebih jika ukurannya besar.
Janda bolong berukuran kecil dapat dihargai sekitar Rp6 juta, dan jika ukurannya besar dapat dihargai per helai daun.
Daun janda bolong berwarna hijau dengan garis putih dan memiliki beberapa lubang. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Syariful Mubarok mengatakan, karakteristik lubang dan garis putih pada daun janda bolong tersebutlah yang membuat harganya melambug tinggi.
Namun, ia pun mengatakan bahwa kenaikan harganya juga akibat dari permainan dagang pada pasar.
Apa itu tanaman aglaonema?
Selain janda bolong, aglaonema juga masuk dalam jenis tanaman hias yang menonjolkan keindahan pada daunnya.
Motif dan warnanya yang menarik menjadikan aglaonema sebagai tanaman hias buruan banyak orang.
Di Indonesia, aglaonema memiliki nama ‘Sri Rejeki’. Beberapa orang pun menyebutnya dengan nama ‘Chinnese Evergreen’ sebagai tanda pembudidayaannya yang pertama kali oleh orang Cina.
Apa itu tanaman porang?
Sementara itu, tanaman porang berbeda dengan janda bolong dan aglaonema. Tanaman porang merupakan jenis umbi-umbian yang tengah populer dibicarakan masyarakat lantaran kisah sukses petani yang membudidayakannya.
Akibat ekspor tanaman porang, petani yang berasal dari desa Kepel, Jawa Timur, berhasil menjadi miliarder. Inilah yang menjadikan tanaman porang naik daun akhir-akhir ini.
Tanaman porang atau kerap disebut iles-iles merupakan tanaman jenis umbi-umbian yang masuk ke dalam spesies Amorphophallus muelleri.
Tanaman ini kerap dijadikan bahan baku tepung, kosmetik, dan penjernih air. Selain itu, tanaman ini pun dapat diolah menjadi lem dan “jelly”.
Sebagaimana ditulis dalam laman Kementerian Pertanian, lem yang dihasilkan dari tanaman porang dapat menjadi alternatif lem yang ramah lingkungan.
Kandungan glucomanan di dalamnya dapat larut di dalam air yang bisa digunakan sebagai aditif makanan, emulsifier atau pengental, dan bahkan diolah menjadi komponen pesawat terbang.
Bagaimana cara merawat porang, janda bolong, dan aglaonema?
Sebagaimana tujuan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional yang diperingati pada 5 November setiap tahunnya, penting untuk memahami cara budidaya tanaman porang, aglaonema, dan janda bolong.
Sesuai Keppres Nomor 4 Tahun 1993, peringatan HCPSN tersebut dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap puspa dan satwa nasional termasuk ketiga tanamna tersebut.
Lantas, apa langkah yang bisa dilakukan untuk merawatnya?
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk merawat ketiga tanaman tersebut dengan baik seperti pengairan, suhu, tanah yang digunakan, dan cahaya.
Pastikan janda bolong, aglaonema, dan tanaman porang ditanam dengan baik dalam tanah yang memiliki pH sekitar 5.0-7.0. Dengan pH tersebut, tanaman dapat tumbuh baik karena kestabilan asam tanah.
Sementara itu, Cybex Pertanian menuliskan bahwa aglaonema sebaiknya ditanam pada dataran sedang dengan suhu optimal yang dibutuhkan di siang hari bekisar 24-27 derajat Celsius, dan di malam hari dengan suhu berkisar 18-21 derajat Celsius.
Kelembaban udaranya pun harus diperhatikan yaitu mulai 55 persen hingga 77 persen. Kurang dari 55 persen aglaonema akan layu, sementara jika lebih dari 77 persen maka aglaonema akan mudah terserang hama.
Di sisi lain, tanaman hias janda bolong juga harus diperhatikan soal banyak sedikitnya paparan sinar matahari atau cahaya buatan.
Cahaya memiliki peran yang penting bagi tumbuhan apapun untuk melakukan fotosintesis.
Melansir Plantophiles, janda bolong membutuhkan banyak cahaya untuk menunjang proses fotosistesis. Akan tetapi, ada baiknya untuk tidak menanamnya di bawah sinar matahari langsung.
Tempatkan janda bolong di jendela yang menghadap utara atau timur, sehingga ia akan mendapatkan cukup cahaya tanpa sinar matahari langsung yang menyinari daun.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari