Menuju konten utama

Apa Itu Social Experiment dan Contohnya?

Dalam dunia kerja, eksperimen sosial dilakukan pada program Lembaga Pelatihan Kerja.

Apa Itu Social Experiment dan Contohnya?
Ilustrasi Sosiologi. foto/IStockphoto

tirto.id - Pernahkah Anda mendengar atau membaca istilah social experiment? Publik awam mengenal social experiment sebagai prank berpura-pura menjadi orang miskin, berpura-pura marah, berpura-pura sakit, atau lainnya.

Belakangan ini, ada banyak pembuat konten seperti di YouTube, TikTok, Instagram dan Facebook yang mengklaim kalau mereka melakukan sosial eksperimen dengan konsep prank atau berpura-pura. Konten tersebut bertujuan mencari tahu apa dan bagaimana reaksi target, bisa satu orang atau sekelompok orang, terhadap prank yang direkayasa itu.

Namun, yang jadi pertanyaan adalah: apakah sosial eksperimen dalam bentuk prank tersebut benar-benar sesuai dengan definisi eksperimen sosial yang ada saat ini? Berikut penjelasan singkatnya seperti dilansir ludenet.org (Social Experimentation: Evaluating Public Programs With Experimental Methods.)

Tujuan melakukan eksperimen sosial

Awalnya, tujuan melakukan eksperimen sosial adalah untuk evaluasi atau proses reformasi. Saat melakukan eksperimen sosial, umumnya dimulai dengan minat untuk melakukan pekerjaan atau program baru.

Selain itu, juga untuk menentukan apakah program tersebut sudah berjalan baik di masyarakat sekaligus untuk mengetahui apakah tujuannya sudah tercapai. Karena sumber daya untuk melakukan semua evaluasi program terbatas, maka dipilih sebagian saja dari seluruh program yang dapat mewakili penilaian objektif terhadap hasil pekerjaan.

Sampel diambil secara acak atau random untuk menjaga objektivitas dan tersebar merata untuk akuratnya hasil program yang sudah dijalankan.

Masyarakat atau lingkungan sosial mendapat keuntungan dari evaluasi eksperimen sosial, karena informasi dari hasil penelitian itu akan menjadi dasar kebijakan publik, apabila yang melakukan adalah perusahaan atau pemerintah.

Informasi itu bisa digunakan untuk meningkatkan kebijakan dengan cara mengarahkan pembuat kebijakan untuk mengadopsi program yang bermanfaat bagi masyarakat. Juga bisa menghentikan program jika ternyata tak bermanfaat bagi masyarakat.

Selain masyarakat, perusahaan juga diuntungkan dengan eksperimen sosial karena dapat menghemat biaya produksi lebih banyak. Apalagi jika mengetahui sebuah program tidak tepat sasaran, tidak bermanfaat, dan menghabiskan lebih banyak biaya produksi.

Perusahaan dapat merancang program yang lebih efisien sehingga menghemat banyak biaya, dari hasil sosial eksperiman yang sebelumnya dilakukan.

Definisi eksperimen sosial atau social eksperiment

Eksperimen sosial atau social experiment dapat didefinisikan sebagai penelitian tentang dampak dari intervensi kebijakan terhadap masyarakat sosial, individu, atau sekelompok orang tertentu dengan subjek interaksi antar manusia secara nyata. Social experiment adalah eksperimen dengan mengambil contoh sampel dari manusia atau lingkungan sosial.

Kata ‘sosial’ menunjukkan kualifikasi yang berbeda dengan percobaan ‘klinis’ sebab klinis umumnya dilakukan dengan intervensi medis pada tubuh subjek serta pada laboratorium. Sementara sosial, intervensi hanya dilakukan dengan pengacakan untuk percobaan pada responden, demikian disarikan dari rand.org.

Contoh eksperimen sosial pada dunia kerja

Pada dunia kerja eksperimen sosial misalnya dilakukan pada program Lembaga Pelatihan Kerja. Peserta yang mendapat pelatihan kerja diharapkan bisa meningkatkan skill atau keahliannya, juga peluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, serta peningkatan penghasilan. Perilaku yang diuji secara eksperimental adalah skill atau keahlian, juga kecakapan dan attitude atau sopan santun peserta pelatihan.

Eksperimen sosial dilakukan di lokasi kerja peserta pelatihan, dengan mencari sampel random yakni karyawan lama yang setiap hari bekerja dengan peserta pelatihan kerja. Prosesnya bisa dilakukan dalam bentuk kuisioner atau wawancara, dan hasilnya dicatat.

Selain itu, eksperimen sosial saat ini banyak juga dilakukan secara online lewat survei daring yang diberikan oleh perusahaan produk semisal kosmetik, makanan, atau produk fashion kepada pengguna media sosial yang memakai produk mereka. Dengan cara survei daring ini hasil evaluasi lebih cepat selesai dan hemat biaya dan tepat sasaran.

Baca juga artikel terkait ILMU SOSIAL atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Alexander Haryanto