Menuju konten utama

Apa Itu Personal Boundaries, Macam-Macam dan Cara Menerapkannya

Personal boundaries adalah batasan yang kita buat untuk diri sendiri terhadap lingkungan sekitar.

Apa Itu Personal Boundaries, Macam-Macam dan Cara Menerapkannya
Personal Boundaries. Foto/Istockphoto

tirto.id - Pernahkah Anda sulit mengatakan 'tidak' pada orang lain? Atau apakah Anda terlalu mementingkan orang lain hingga mengabaikan diri sendiri? Jika iya, maka Anda belum menentukan personal boundaries dan hal ini bisa berdampak negatif pada kehidupan Anda sendiri.

Personal boundaries merupakan batasan yang kita buat untuk diri sendiri terhadap lingkungan sekitar. Artinya, ada ruang atau jarak antara diri kita dengan orang lain, baik itu keluarga, teman, tetangga, maupun orang asing.

Seperti yang diketahui, kita sebagai manusia sosial memang harus hidup berdampingan dengan orang lain. Namun, kita juga wajib menciptakan batasan sosial yang jelas agar kita bisa tetap hidup nyaman.

Menentukan personal boundaries adalah salah satu bentuk self love. Kita boleh saja mendahulukan kepentingan orang lain, tapi jangan sampai mengabaikan diri sendiri.

Pentingnya Menetapkan Personal Boundaries

Setiap orang pasti memiliki hal-hal yang membuatnya nyaman dan tidak nyaman saat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Personal boundaries berfungsi sebagai pagar pembatas agar kita tidak sampai mengalami atau melakukan hal-hal yang membuat diri kita tidak nyaman.

Sebagai contoh, orang-orang di lingkungan sekitar sudah terbiasa untuk berpelukan atau cium pipi saat berpapasan di jalan. Namun, kita merasa tidak nyaman melakukannya.

Jika kita memaksakan diri untuk ikut berpelukan atau cium pipi, kita mungkin akan merasa tertekan. Hal ini pun bisa berdampak pada kesehatan mental, bahkan mungkin membuat kita malas atau malah takut bertemu dengan orang lain di jalan.

Di sinilah pentingnya kita menetapkan personal boundaries yang kemudian harus dikomunikasikan kepada orang-orang di sekitar kita. Kita wajib membuat batasan perilaku apa saja yang bisa kita terima dan hal apa saja yang tidak bisa ditoleransi.

Bukan hanya kita, tapi orang lain pun pasti memiliki personal boundaries sendiri yang tak boleh kita langgar. Jadi, menciptakan personal boundaries sebenarnya merupakan usaha untuk menciptakan interaksi yang sehat di lingkungan sosial.

Menurut laman Science of People, seseorang yang memiliki personal boundaries umumnya memiliki tingkat stres yang rendah. Rasa kepercayaan dirinya pun lebih tinggi karena ia tetap mementingkan kenyamanan diri sendiri.

Sebaliknya, seseorang yang tidak memiliki personal boundaries cenderung mudah dipengaruhi dan dimanfaatkan oleh orang lain karena kesulitan untuk menolak. Akibatnya, ia akan jadi lebih stres, kelelahan secara fisik dan mental, kurang percaya diri, bahkan bisa mengalami krisis identitas.

Apa Saja Personal Boundaries?

Dilansir dari situs Psych Central, setidaknya ada enam jenis personal boundaries, yaitu:

1. Emotional boundaries

Emotional boundaries berkaitan dengan bagaimana orang lain berbicara dan memperlakukan kita. Batasan ini berguna agar kita terhindar dari perilaku tidak menyenangkan dari orang lain.

Sebagai contoh, orang lain memanggil kita dengan sebutan yang tidak pantas. Maka yang harus kita lakukan adalah memberitahu mereka bahwa kita tidak suka dipanggil dengan sebutan tersebut.

2. Physical boundaries

Batasan pribadi ini berkaitan dengan interaksi fisik. Misalnya kita tidak nyaman untuk berpelukan atau cium pipi saat berpapasan dengan teman, atau tidak suka bersalaman dengan orang asing, maka kita harus mengkomunikasikannya dengan jelas.

Kita bisa mengatakan:

"Maaf, saya kurang nyaman kalau berpelukan, tapi saya senang sekali bertemu denganmu."

Perlu diingat bahwa kita punya hak untuk menciptakan batasan fisik. Jadi, tidak perlu merasa sungkan, tidak enak hati, atau merasa bersalah pada orang lain.

3. Sexual boundaries

Batasan ini berkaitan dengan hubungan yang lebih intim dengan lawan jenis, misalnya dengan pacar atau suami/istri. Sedekat apa pun kita dengan pasangan, terkadang ada hal yang membuat diri kita tidak nyaman, khususnya tentang sentuhan fisik dan aktivitas seksual.

Itulah kenapa kita dan pasangan perlu menetapkan sexual boundaries agar sama-sama merasa nyaman dalam menjalin hubungan.

4. Workplace boundaries

Sesuai namanya, batasan ini berkaitan dengan profesionalitas di tempat kerja. Tak sedikit orang yang pasrah dan menerima begitu saja ketika diberi beban kerja di luar tugas dan kemampuannya. Workplace boundaries harus kita buat untuk mempertegas batasan antara hal yang memang wajib dikerjakan dan mana yang tidak.

5. Material boundaries

Membuat material boundaries berarti menentukan barang atau materi apa saja yang boleh kita pinjamkan/berikan kepada orang lain.

Misalnya ada seseorang yang ingin meminjam uang dari kita. Kita punya hak untuk meminjamkan uang atau menolaknya. Jika memberi pinjaman, kita juga harus menentukan batasan-batasan lain, misalnya soal jumlah uang yang bisa kita berikan. Semuanya batasan ini harus diberitahukan kepada si peminjam agar ia tahu batasan kita dan tidak akan melanggarnya.

6. Time Boundaries

Sebagian orang punya kebiasaan tepat waktu, sebagian lainnya justru sering terlambat. Jika kita termasuk orang yang tepat waktu, kita akan merasa terganggu ketika harus beraktivitas dengan mereka yang sering telat.

Jalan keluarnya adalah menentukan time boundaries. Sebagai contoh, saat akan rapat dengan banyak orang, maka kita harus tentukan batasan waktu yang bisa kita toleransi. Batasan waktu ini pun sebaiknya diberitahukan terlebih dahulu sebelum hari-H.

Misalnya kita beritahukan bahwa kita hanya bisa menunggu maksimal 1 jam dari jadwal rapat yang telah ditentukan. Jika lebih dari itu, maka kita izin untuk tidak ikut rapat tersebut. Opsi lainnya adalah rapat sebaiknya ditunda atau cari jalan tengah lain yang sama-sama menguntungkan semua pihak.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari