tirto.id - Tidsoptimism dapat diterjemahkan sebagai 'time opstimism'. Secara sederhana, tidsoptimism diartikan sebagai kondisi ketika seseorang merasa yakin dan optimis bahwa ia memiliki banyak waktu.
Mengutip laman Careersinaudit, tidsoptimist adalah orang yang terbiasa untuk terlambat karena ia merasa dirinya punya banyak waktu. Padahal, sebenarnya waktu yang mereka miliki tidaklah sebanyak itu.
Orang yang terbiasa terlambat tidak selalu berarti ia malas. Sebaliknya, sifat tidsoptimism biasanya ada pada orang-orang yang sangat aktif dan terlalu bersemangat untuk terus melakukan sesuatu.
Setiap ada kesempatan untuk bekerja, ia tidak akan ragu mengambil pekerjaan tersebut. Bahkan ketika ada teman atau orang lain yang meminta bantuan, ia langsung mengiakan dan setuju untuk membantunya.
Sekali lagi, hal ini bisa terjadi karena orang dengan sifat tidsoptimism selalu yakin kalau mereka punya banyak waktu. Mereka juga optimis bahwa mereka mampu menyelesaikan semua pekerjaan tepat waktu.
Ironisnya, tidsoptimist sering salah perkiraan tentang waktu yang mereka punya. Hal ini mengakibatkan mereka sering terlambat dan tidak bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai deadline.
Selain orang yang sangat aktif, ada juga sebagian tidsoptimist yang memang memiliki sifat terlalu santai.
Ia sering menunda pekerjaan karena merasa waktunya masih panjang. Akibatnya, ia sering terlambat yang justru menimbulkan masalah lainnya.
Penyebab Tidsoptimism
Berdasarkan situs Webmd, setidaknya ada 3 hal utama yang menyebabkan tidsoptimism.
1. Tidak pandai memperkirakan waktu
Penyebab utama tidsoptimism adalah kurang cermat dalam memperkirakan waktu, baik waktu yang dipunya maupun lamanya waktu dari suatu pekerjaan.
Sebagai contoh, tidsoptimist punya tugas sekolah yang harus dikerjakan di malam hari. Ia mengira tugas tersebut bisa dikerjakan dalam waktu singkat sehingga memilih mengerjakannya pada keesokan paginya.
Nyatanya, ia membutuhkan waktu lebih banyak untuk mengerjakan tugas tersebut sehingga ia pun datang terlambat ke sekolah.
2. Sulit berkata 'tidak'
Seseorang yang sulit berkata 'tidak' akan sulit menolak permintaan orang lain. Akibatnya, ketika ada orang lain meminta bantuannya, tidsoptimist akan kewalahan dengan pekerjaan yang makin banyak sehingga menyebabkan keterlambatan.
3. Faktor psikologis: baru bergerak ketika terdesak
Ada sebagian orang yang memang memilih terlambat. Orang seperti ini biasanya baru bergerak mengerjakan sesuatu ketika sudah terdesak atau waktunya tinggal sedikit.
Cara Mengatasi Tidsoptimism
1. Belajar memperkirakan waktu dengan realistis
Agar tidak terlambat, Anda harus berlatih merencanakan semuanya dengan estimasi waktu yang tepat. Misalnya saat akan berangkat kerja, maka Anda harus tahu berapa lama yang dibutuhkan untuk bersiap-siap, berapa lama waktu perjalanan, dll.
2. Belajar berkata 'tidak'
Tidak semua pekerjaan dan permintaan orang lain harus Anda handle. Anda juga bukan manusia super yang bisa melakukan semua pekerjaan dalam waktu yang sangat terbatas.
Belajar mengatakan 'tidak' dan menolak permintaan orang lain sangatlah penting. Hal ini untuk manjaga Anda agar tetap bisa berada di jalur yang sudah Anda buat.
3. Biasakan melakukan persiapan
Kurang persiapan biasanya akan mengakibatkan keterlambatan. Misalnya terlambat pergi ke sekolah karena belum sempat menyiapkan buku, seragam, dan lainnya.
Untuk mengatasinya, biasakan untuk menyiapkan hal-hal yang diperlukan sebelum hari-H agar Anda bisa tepat waktu.
4. Sadari bahwa keterlambatan Anda bisa merugikan orang lain
Dilansir laman PsychologyToday, penting bagi seseorang untuk memikirkan dampak perbuatannya terhadap orang lain.
Terlambat mungkin tidak berakibat fatal bagi seorang tidsoptimist, tapi bisa jadi sangat merugikan bagi orang lain. Jadi, sebaiknya sadari hal ini dan mulai lakukan perubahan.
5. Jangan menunda pekerjaan
Apa yang bisa dilakukan sekarang atau hari ini, sebaiknya segera dikerjakan. Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari, bukan?
Kabar baiknya, bila Anda bisa menyelesaikan semua pekerjaan dengan lebih cepat, Anda punya lebih banyak waktu untuk bersantai.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Yandri Daniel Damaledo