Menuju konten utama
Update Covid-19 Dunia Hari Ini

Apa Itu 'Mild Cold-Like Symptoms', Gejala Covid-19 Ratu Elizabeth?

Apa itu 'Mild cold-like symptoms', gejala Covid-19 yang dialami Ratu Inggris Elizabeth II?

Apa Itu 'Mild Cold-Like Symptoms', Gejala Covid-19 Ratu Elizabeth?
Ratu Inggris Elizabeth melihat potret dirinya karya seniman Inggris Henry Ward, untuk memperingati enam dasawarsa mendukung Palang Merah Inggris, di Istana Windsor, Jumat (14/10). ANTARA FOTO/REUTERS/Dominic Lipinski/Pool/djo/16

tirto.id - Ratu Elizabeth II dari Inggris dinyatakan positif terkena virus Corona setelah dikucilkan dari publik untuk waktu yang lama karena pandemi.

Dikutip dari The Washington Post, Istana Buckingham mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (20/2/2022), Ratu Elizabeth II mengalami gejala Covid-19 'mild cold-like symptoms'.

Raja berusia 95 tahun itu diperkirakan akan melanjutkan "tugas ringan" di Kastil Windsor selama minggu mendatang.

"Ratu akan terus menerima perhatian medis dan akan mengikuti semua pedoman yang sesuai," kata pihak Istana.

Putra dan pewarisnya, Pangeran Charles juga telah dites, dan hasilnya positif COVID-19 serta diisolasi 10 hari sebelumnya, setelah berada di Windsor bersama ratu. Istri Charles, Camilla, juga dinyatakan positif.

Lalu apa sebenarnya maksud dari mild cold-like symptoms Covid-19?

Apa Itu Mild Cold-Like Symptoms?

Dikutip laman Mayo Clinic, COVID-19, pilek, alergi musiman, dan flu memiliki banyak tanda dan gejala yang serupa.

Sementara gejala COVID-19 umumnya muncul dua hingga 14 hari setelah terpapar SARS-CoV-2, gejala flu biasa biasanya muncul satu hingga tiga hari setelah terpapar virus penyebab pilek.

Tidak seperti COVID-19, pilek biasanya tidak berbahaya. Kebanyakan orang sembuh dari flu biasa dalam tiga sampai 10 hari, meskipun beberapa pilek bisa berlangsung selama dua atau tiga minggu.

Mild cold-like symptoms pada Covid-19 adalah gejala yang termasuk pilek ringan.

COVID-19 adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2.

Biasanya menyebar di antara orang-orang yang melakukan kontak dekat (dalam jarak 6 kaki, atau 2 meter).

Virus COVID-19 menyebar melalui tetesan pernapasan yang dikeluarkan ketika seseorang bernapas, batuk, bersin, berbicara atau bernyanyi.

Tetesan ini dapat mendarat atau terhirup di mulut maupun hidung seseorang yang sedang berada di dekatnya.

Virus juga dapat menyebar jika seseorang menyentuh permukaan atau benda yang di atasnya terdapat virus dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau matanya, meskipun hal ini tidak dianggap sebagai cara utama penyebarannya.

Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk, dan kelelahan. Tetapi ada banyak kemungkinan tanda dan gejala lainnya.

Mild cold-like symptoms juga termasuk dalam gejala Covid-19 varian Omicron.

5 gejala teratas varian Omicron adalah:

  1. Pilek
  2. Sakit kepala
  3. Kelelahan (ringan atau berat)
  4. Bersin
  5. Sakit tenggorokan
Perawatan untuk gejala ini mungkin termasuk penghilang rasa sakit dan obat flu yang dijual bebas, seperti dekongestan.

Tidak seperti COVID-19, pilek ringan (mild cold-like symptoms) biasanya tidak berbahaya. Kebanyakan orang sembuh dari flu biasa dalam tiga sampai 10 hari, meskipun beberapa pilek bisa berlangsung selama dua atau tiga minggu.

COVID-19 dan flu adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh virus.

Bedanya COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, sedangkan flu disebabkan oleh virus influenza A dan B. Virus ini menyebar dengan cara yang sama.

COVID-19 dan flu menyebabkan gejala yang sama, termasuk pilek ringan. Namun penyakit-penyakit tersebut juga dapat tidak menimbulkan gejala, gejala ringan atau berat.

Karena kesamaannya, mungkin sulit untuk mendiagnosis kondisi mana yang Anda miliki berdasarkan gejala saja.

COVID-19 dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius pada beberapa orang daripada flu.

Selain itu, COVID-19 dapat menyebabkan komplikasi yang berbeda dari flu, seperti pembekuan darah dan sindrom inflamasi multisistem pada anak.

Meskipun hanya ada satu pengobatan antivirus untuk COVID-19, ada beberapa obat antivirus yang dapat digunakan untuk mengobati flu.

Anda bisa mendapatkan vaksin flu tahunan untuk membantu mengurangi risiko flu. Vaksin flu juga dapat mengurangi keparahan flu dan risiko komplikasi serius. Vaksin dapat diberikan sebagai suntikan atau sebagai semprotan hidung.

Sedangkan vaksin COVID-19, saat ini sudah banyak tersedia dan negara-negara yang terkena wabah ini telah gencar mengampanyekan vaksin.

Vaksin COVID-19 di antaranya Sinovac, AstraZeneca, Novavax, Cansino, Sputnik V, Moderna, dan Pfizer.

Baca juga artikel terkait RATU ELIZABETH COVID atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya

Artikel Terkait