tirto.id - Apa itu mastitis pada ibu menyusui dan penyebabnya kerap menjadi pertanyaan bagi banyak perempuan yang mengalami keluhan dan infeksi pada payudara saat menyusui.
Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara ibu ketika masa menyusui, sehingga menimbulkan rasa nyeri yang terasa menyiksa.
Istilah mastitis mungkin belum banyak diketahui oleh ibu hamil dan menyusui walaupun mereka pernah mengalaminya. Mastitis terjadi ketika sebagian payudara akan terlihat merah dan meradang, serta jika disentuh akan menimbulkan rasa sakit.
Akibat nyeri yang dirasakan tersebut, tak sedikit ibu menyusui yang terpaksa berhenti memberikan ASI kepada bayinya, padahal ASI adalah makanan eksklusif untuk bayi pada usia enam bulan ke bawah.
Penyebab mastitis
Jumlah perempuan yang pernah menjadi penderita mastitis menurut perkiraan dari World Health Organization (WHO) adalah sekira 2%-33%. Dari jumlah tersebut, keluhan banyak muncul di usia 2-3 pekan setelah mereka mulai memberikan ASI pada bayi.
Dilansir dari laman Unicef, penyebab mastitis mayoritas adalah infeksi, namun awalnya sering terjadi karena statis ASI yang belum teratasi.
Statis ASI adalah kondisi saluran ASI di payudara yang mengalami mampet akibat adanya gumpalan susu, yang menyebabkan penumpukkan di beberapa jaringan payudara. Jika ada bakteri yang masuk lewat puting karena kurangnya higienitas, maka infeksi kemungkinan besar akan terjadi.
Mengapa mastitis perlu segera diatasi? Selain karena resiko bayi kekurangan asupan nutrisi di masa-masa emas pertumbuhannya, mastitis pun sangat mungkin meningkatkan transmisi vertikal beberapa jenis penyakit berbahaya terutama HIV/AIDS.
Cara mencegah dan mengatasi mastitis
Ketika ibu mengalami mastitis, maka yang menderita tidak saja ibu namun juga bayinya yang bisa mengalami kekurangan asupan ASI. Guna menjaga kesehatan perempuan dan ibu hamil, maka tindak pencegahan lebih disarankan.
Mastitis dapat dicegah dengan beberapa cara. Berikut ini cara mencegah mastitis merujuk laman IDAI:
1. Guna melancarkan aliran ASI dari jaringan payudara ke puting, ketika sedang menyusui usahakan untuk memposisikan payudara dan puting ke mulut bayi secara tepat. Posisi yang tepat tidak memicu penumpukkan ASI di satu sisi saja.
2. Sering-sering memberikan ASI kepada bayi, untuk memastikan tidak ada penumpukkan dalam jaringan payudara.
3. Jika ibu merasa ada pembengkakan di satu sisi payudara atau terasa nyeri, segera kompres dengan waslap dan air hangat. Lakukan sedikit pemijatan agar ASI tidak mampet di satu bagian payudara.
4. Hindari menggunakan baju ketat, bra ketat serta pakaian dalam ketat agar sirkulasi darah dan ASI tidak terganggu.
5. Usai makan, ibu dapat segera menyusui bayinya karena setelah makan maka produksi ASI umumnya akan melimpah dan dapat menimbulkan payudara penuh.
6. Berikan ASI hingga payudara terasa kosong atau ASI tidak tertinggal di sebagian jaringan payudara.
Gejala mastitis
Ada beberapa gejala yang dapat muncul ketika ibu mengalami mastitis. Berikut ini beberapa gejala umumnya:
- Ibu mengalami demam hingga 38,5 derajat Celcius.
- Nyeri atau sakit terasa mulanya di payudara, namun kemudian merembet ke seluruh tubuh.
- Menggigil
- Payudara tampak bengkak, merah, panas
- ASI mengalami peningkatan kadar natrium dan terasa asin, sehingga bayi sering rewel karena menolak minum.
- Adanya garis merah dari arah payudara ke ketiak.
Ibu bekerja yang tidak melakukan pemompaan (breast pump) dan frekuensi pemberian ASI jarang, lebih beresiko mengalami mastitis. Demikian pula ibu yang stres serta kelelahan, sangat beresiko menderita masalah ini.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari