Menuju konten utama

Apa Itu Diwali & Artinya? Hitung Mundur Hari Raya Deepavali

Apa itu Diwali beserta artinya? Apa perbedaan dengan Deepavali? Simak hitung mundur Hari Raya Diwali dan Deepavali.

Apa Itu Diwali & Artinya? Hitung Mundur Hari Raya Deepavali
Ilustrasi Diwali. foto/istockphoto

tirto.id - Perayaan Hari Raya Diwali jatuh pada hari Kamis, 31 Oktober hingga 1 November 2024. Hitung mundur Hari Raya Deepavali tinggal menyisakan beberapa hari lagi. Apa itu Diwali dan artinya?

Times of India menyebutkan Diwali termasuk salah satu festival besar umat Hindu. Peringatan ini dirayakan dengan kemegahan dan pertunjukan luar biasa indah serta meriah. Selain penganut agama Hindu, Diwali juga dirayakan orang Sikh dan Jain.

Orang-orang Hindu, khususnya di India, biasanya menghias rumah dan jalan-jalan. Mereka juga merayakan hari raya yang dikenal sebagai “Festival Cahaya” bersama kaum yang dicintai.

Diwali 2024 dirayakan pada Amavasya Tithi di Bulan Kartik, yaitu tanggal 31 Oktober 2024. Jika berdasarkan hitung mundur, Hari Raya Deepavali kurang dua hari lagi sejak Selasa, 29 Oktober 2024.

Tanggal perayaan ditetapkan karena Bulan Amavasya terlihat pada waktu tersebut. Sementara di beberapa kota di India, umat Hindu India turut memperingati Hari Raya Diwali pada tanggal 1 November 2024.

Sejarah Diwali & Perbedaan dengan Deepavali

Diwali berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Deepavali. Istilah ini berarti “barisan lampu”. Sejatinya, Diwali dan Deepavali tidak memiliki perbedaan. Keduanya merupakan festival yang melambangkan kemenangan terang atas kegelapan.

Manohar Laxman Varadpande lewat buku "History of Indian Theatre: (1987) mencatat, istilah Deepavali (Dipavali atau Diwali) bermula dari abad ke-7 Masehi. Deepavali sendiri diperkirakan berasal dari bahasa Sanskerta versi Nagananda, yakni Dipapratipadotsava.

Dipapratipadotsava memiliki akronim DPA. Artinya “cahaya”. Pratipada bermakna “hari pertama” dan utsava berarti festival. Jadi, Dipapratipadotsava atau Dipavali alias Diwali dapat dimaknai sebagai hari pertama festival cahaya.

Momen Diwali secara harfiah merupakan perayaan kemenangan cahaya atas kegelapan. Dewi Maa Laksmi dipercaya akan turun dan memberkahi bumi dengan kekayaan, uang, dan kesuksesan untuk pengikutnya.

Perayaan “Festival Cahaya” biasanya punya warna yang berbeda, tergantung wilayah dan tradisi. Secara umum, umat Hindu menyalakan diyas selama hari raya Diwali, yaitu lampu gerabah kecil berisi minyak pada malam bulan baru. Tujuannya agar Dewi Laksmi turun memberikan keberkahan dan kekayaan.

Di India bagian utara, festival dilakukan melalui perayaan kepulangan kerajaan Rama (bersama dengan Sita, Lakshmana, dan Hanuman) ke kota Ayodhya. Mereka mengalahkan Rahwana, raja iblis berkepala 10. Inilah yang menghubungkan festival Diwali dengan Hari Raya Dussehra.

Sedangkan di India sebelah selatan, festival menjadi perayaan kekalahan Krishna atas iblis Narakasura. Banyak juga yang merayakan Diwali sebagai peringatan pernikahan Laksmi dan Wisnu, serta merayakan Diwali sebagai perayaan hari ulang tahun Laksmi.

Umat Jain dan Sikh memperingati Diwali dalam rangka apa? Bagi umat Jain, perayaan Diwali merupakan momen ketika Guru Dharma Jain atau Jain Tirthankaras terakhir (Mahavira) mencapai nirwana. Ini adalah perwujudan keilmuan dan pencerahan yang paripurna.

Di lain sisi, bagi umat Sikhs, Diwali menjadi penggambaran perjalanan alot mencapai kedamaian. Perayaan dilakukan secara besar-besaran demi memperingati kebebasan Guru Hargobind dari Kaisar Jahangir yang telah dipenjara selama 52 tahun bersama pangeran lain pada tahun 1619.

Ilustrasi Diwali

Ilustrasi Diwali. foto/istockphoto

Perayaan Diwali & Rangkaian Acara

Hindustan Times menuliskan, Diwali adalah sebuah perayaan selama lima hari. Di antaranya meliputi Dhanteras, Naraka Chaturdashi (Choti Diwali), Diwali, Govardhan Puja dan Bhai Dooj. Selama lima hari, umat akan menggelar berbagai ritual dan perayaan yang memiliki makna tersendiri.

Berikut adalah rangkaian perayaan Diwali yang berlangsung selama lima hari berturut-turut:

Dhanteras (Hari Pertama)

Dhanteras menandai awal perayaan Diwali. Orang-orang menyembah Dewi Lakshmi dan Lord Kuber pada hari ini dan berdoa untuk kemakmuran dan kekayaan.

Para penyembah membeli barang-barang baru, termasuk koin emas, emas batangan atau perhiasan emas.

Naraka Chaturdashi/Choti Diwali (Hari Kedua)

Choti Diwali atau Naraka Chaturdashi dirayakan pada hari kedua. Perayaan ini merupakan wujud penghormatan atas kemenangan Dewa Krishna melawan iblis Narakasura.

Diwali (Hari Ketiga)

Diwali menandai kembalinya Dewa Rama, Mata Sita, dan Lakshman ke Ayodhya. Hari ini juga memperingati kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Orang-orang menghiasi rumah dengan diyas, rangoli yang berwarna-warni. Mereka juga akan melakukan puja pujian kepada Dewi Lakshmi dan Ganesha di malam hari.

Puja Govardhan (Hari Keempat)

Orang India merayakan Govardhan Puja setelah Diwali. Perayaan ini merupakan pemujaan terhadap Govardhan parvat (gunung).

Dikatakan bahwa dengan mengangkat gunung tersebut, Dewa Krishna telah menyelamatkan orang-orang Mathura dari Dewa Indra.

Bhai Dooj (Hari Kelima)

Hari terakhir rangkaian Diwali adalah berupa perayaan Bhai Dooj, Bhau Beej, atau Bhaiya Dooj. Perayaan ini menandakan hubungan khusus antara saudara laki-laki dan perempuan.

Baca juga artikel terkait TRENDING TOPIC atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Edusains
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani