tirto.id - Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia diperingati pada tanggal 10 Januari setiap tahunnya atau bertepatan dengan hari ini.
Peringatan ini juga menandakan bahwa pentingnya menanam dan melestarikan pohon demi terjaganya lingkungan untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Salah satu tujuan penanaman pohon adalah sebagai upaya mencegah terjadinya bencana banjir dan longsor.
Selain menanam pohon, hal lain yang bisa dilakukan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan adalah dengan mengelola Daerah Aliran Sungai (DAS).
Lalu apa sebenarnya DAS itu, dan bagaimana bentuk serta cara pengelolaannya? Berikut ini penjelasan lengkapnya.
Apa Itu Daerah Aliran Sungai (DAS)?
Dikutip dari laman Konservasi DAS FKT UGM, DAS merupakan suatu wilayah atau kawasan yang menjadi tempat terkumpulnya air yang berasal dari hujan, sedimen, dan unsur hara lainnya.
DAS akan menerima, menyimpan, serta mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya ke sungai, anak-anak sungai, hingga danau melalui satu titik (outlet).
Berdasarkan PP No.37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan DAS, DAS mempunyai peran yang sangat besar sebagai sistem perlindungan dan penyangga kehidupan, oleh karena itu keberadaannya perlu dikelola dengan baik, sehingga dapat berfungsi secara lestari.
Pengelolaan DAS, menurut Syarifuddin Kadir dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu,adalah upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya.
Tujuannya, agar terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumber daya alam bagi manusia secara berkelanjutan.
Ciri-ciri DAS yang baik di antaranya adalah debit aliran air yang cenderung stabil dari waktu ke waktu, bahkan perbedaan debit pada puncak musim hujan dan musim kemarau tidak terlalu besar.
Selain itu, DAS yang baik juga dicirikan oleh banyaknya tutupan vegetasi (cover crop) di daerah hulu sampai hilir.
Vegetasi sendiri memiliki peran utama untuk meresapkan air ke dalam tanah, sekaligus menjernihkan air limpasan (runoff).
Bentuk DAS
Bentuk DAS umumnya ada 2, lebar dan memanjang. Berikut ini bentuk DAS seperti dikutip dari modul UPJ "Hidrologi: Sungai dan Daerah Aliran Sungai:
1. DAS berbentuk lebar
Pada DAS lebar, debit aliran puncak lebih besar daripada debit aliran puncak pada DAS yang memanjang.
2. DAS berbentuk memanjang
Sementara DAS berbentuk memanjang, biasa waktu untuk terjadinya akumulasi aliran penuh akibat curah hujan lebih lama, dan bentuk hidrograf cenderung lebih landai dengan waktu terjadinya debit puncak lebih besar.
Pengelolaan DAS
Menurut Soemarno (2006), beberapa kebutuhan penting dalam pengelolaan lahan di Daerah Aliran Sungai adalah sebagai berikut:
- Kebutuhan dalam hal rehabilitasi lahan, konservasi tanah dan air.
- Kebutuhan untuk mencapai pendapatan wilayah dan pendapatan perkapita sesuai dengan kondisi kelayakan.
- Kebutuhan daya dukung sumber daya alam dan lingkungan hidup.
- DAS mesti menjadi satu kesatuan ekosistem, satu rencana dan satu sistem pengelolaan;
- Dalam pengelolaannya, DAS harus melibatkan para pemangku kepentingan, terkoordinasi, menyeluruh dan berkelanjutan;
- Sifat DAS harus adaptif, karena hal ini berpengaruh terhadap perubahan kondisi yang dinamis sesuai dengan karakteristik DAS;
- Pengelolaan DAS dilaksanakan dengan pembagian tugas dan fungsi, beban biaya dan manfaat antara para pemangku kepentingan secara adil;
- DAS dikelola berlandaskan pada azas akuntabilitas.
Editor: Iswara N Raditya