tirto.id - Indonesia memiliki kondisi geografis yang memungkinkan kemunculan banyak aliran sungai yang mengalir dari hulu di pegunungan dan bermuara di wilayah pesisir. Oleh karena itu, pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) menjadi bagian penting dari penataan wilayah di Indonesia.
Apa itu Daerah Aliran Sungai atau DAS?
Mengutip penjelasan dari situs Konservasi DAS Universitas Gajah Mada, pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum adalah suatu hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang berfungsi untuk menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada satu titik.
DAS merupakan suatu cekungan geohidrologi yang dibatasi oleh daerah tangkap air dan dialiri oleh suatu badan sungai, serta merupakan penghubung kawasan daratan di hulu dengan pesisir.
Karakter DAS tersebut membuat kondisi di kawasan hulu dapat berdampak pada kawasan pesisir, demikian seperti dikutip dari Buku Teks Bahan AjarKonservasi Tanah dan Air terbitan Kemdikbud.
Adapun ekosistem DAS terbentuk dari kumpulan dari berbagai unsur, seperti vegetasi, tanah, air, manusia dan segala daya upayanya yang dilakukan di daerah tersebut. Maka itu, komponen DAS bisa dibagi dalam dua kelompok besar.
Komponen DAS yang pertama dalah lingkungan fisik, yakni meliputi: bentuk wilayah (topologi, bentuk, serta luas DAS); tanah (jenis tanah, sifat kimia fisk, kelas kemampuan); air (kualitas dan kuantitas); vegetasi atau hutan (jenis, kerapatan, penyebaran).
Sementara komponen DAS yang kedua ialah manusia, yakni meliputi: jumlah populasi penduduk di sekitar Daerah Aliran Sungai; dan kebutuhan hidupnya.
Tujuan Pengelolaan dan Konservasi DAS
Peningkatan jumlah manusia yang bermukim ataupun beraktivitas di sekitar DAS, yang sering kali dibarengi dengan tumbuhnya kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan hidup bisa melahirkan aspek yang merusak di sekitar aliran sungai.
Aspek negatif itu dapat memunculkan tekanan pada lingkungan fisik DAS. Jika tekanan tersebut semakin besar maka daya dukung lingkungan di DAS dan pun akan menurun.
DAS sejatinya selalu membawa banyak manfaat bagi makhluk hidup, termasuk manusia. Namun, pemanfaatan sumberdaya alam di sekitar DAS oleh manusia, sering kali berlebihan.
Akibat dari itu, terjadi degradasi lahan dan hutan dalam wilayah DAS yang menyebabkan dampak serius. Hal tersebut tentu saja mempengaruhi fungsi dan keseimbangan lingkungan, termasuk di proses hidrologis.
Artinya, sekalipun sungai memberikan manfaat bagi manusia dan lingkungan sekitarnya, ia juga dapat membawa dampak negatif, sebagai konsekuensi dari kerusakan lingkungan atau bencana.
Dampak negatif itu seperti banjir, serta membawa sedimentasi ataupun limbah polutan. Berbagai dampak negatif semakin besar potensi terjadinya jika daya dukung lingkungan di DAS menurun.
Maka itu, upaya pengelolaan DAS diperlukan. Jadi tujuan pengelolaan Daerah Aliran Sungai ialah memperbesar pemanfaatan DAS dan sekaligus memperkecil dampak negatifnya, demikian seperti dijelaskan dalam buku Konservasi Tanah dan Air terbitan Kemdikbud.
Dengan kata lain, tujuan pengelolaan DAS adalah terkendalinya hubungan timbal-balik antara dua komponen Daerah Aliran Sungai, yakni kegiatan manusia dan lingkungan.
Pengelolaan DAS yang baik dapat menghasilkan dampak positif seperti produksi pertanian, hasil hutan, peternakan, rekreasi air, dan pemenuhan kebutuhan hidup lainnya.
Untuk itu, konservasi DAS penting untuk dilakukan. Konservasi DAS dilakukan sebagai upaya buat pelestarian lingkungan yang didasari maksud menjaga peran dan fungsi setiap wilayah dalam DAS, serta mencakup aspek perlindungan, pemeliharaan, hingga pemanfaatan ekosistem berkelanjutan.
Berbagai upaya-upaya konservasi untuk menyelamatkan ekosistem dan lingkungan DAS selama ini telah banyak berkembang dan penting untuk terus dilaksanakan.
Penulis: Nika Halida Hashina
Editor: Addi M Idhom