tirto.id - Meninggalkan daerah asal untuk melanjutkan studi merupakan suatu hal yang sulit bagi sebagian orang, apalagi berada di lingkungan baru yang jauh dari rumah.
Hal ini karena tidak semua orang akan terbiasa untuk hidup sendiri dan berpisah dengan keluarga untuk sementara waktu.
Bagi mahasiswa yang baru saja merantau untuk melanjutkan pendidikan, biasanya akan mengalami culture shock atau yang dikenal dengan gegar budaya.
Dilansir dari laman Simon Fraser University,culture shock merupakan suatu hal yang sering dialami oleh seseorang ketika mereka pindah di lingkungan baru. Seseorang tidak dapat mengontrol dirinya sendiri, seperti apa yang mereka lakukan di rumah.
Dengan kata lain, culture shock adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan apa yang terjadi pada orang ketika mereka menghadapi lingkungan dan kondisi yang tidak biasa.
Beberapa emosi juga akan muncul saat seseorang mencoba untuk beradaptasi dengan budaya yang menurut mereka asing. Mulai dari perasaan gembira hingga merasa frustasi.
Sementara itu, culture shock menurut Cambrigde Dictionary adalah perasaan bingung yang dirasakan seseorang yang mengunjungi negara atau tempat yang tidak mereka ketahui.
Culture shock tidak muncul begitu saja, terdapat beberapa faktor yang akhirnya memicu perasaan ini, di antaranya:
- Iklim
- Bahasa
- Perilaku sosial
- Aturan dalam masyarakat
- Nilai sosial
- Permasalahan dalam hubungan
Mengutip dari laman Simon Fraser University, saat mengalami culture shock, seseorang akan mengalami beberapa gejala, antara lain:
- Perasaan bosan
- Penarikan diri
- Merasa terisolasi dan tidak berdaya
- Banyak tidur dan mudah lelah
- Merasa mudah terganggu dan frustasi
- Merasakan nyeri pada tubuh
- Rindu dan ingin kembali ke rumah
- Terlalu mengkritik adat istiadat setempat atau cara melakukan sesuatu.
Culture shock biasanya terjadi dengan lima tahapan, berikut tahapan tersebut.
1. The Honeymoon Stage
Tahap ini, seseorang akan merasa sangat positif, ingin tahu, dan mengantisipasi pengalaman baru yang menarik. Bahkan ia merasa bahwa budaya di daerah tersebut ideal untuknya.
2. Irritability and Hostility
Pada tahap ini, seseorang mulai akan merasa kebingungan dan sistem masyarakat yang membuatnya frustasi.
3. Gradual Adjustment
Pada tahap ini, seseorang akan merasa tenag dan mengembangkan pandangan yang lebih seimbang. Serta objek tentang pengalaman baru yang dimiliki.
4. Adaptation of Biculturalism
Tahap ini membuat seseorang merasakan rasa memiliki dan kepekaan baru terhadap budaya daerah tersebut.
5. Re-entry Shock
Tahap ini akan membuat seseorang merasakan hal yang tidak diharapkan saat Anda kembali ke rumah.
Meskipun culture shock sulit untuk dihadapi, namun bukan berarti tidak dapat diselesaikan. Berikut adalah cara mengatasi culture shock yang dikutip dari Study UK British Council.
- Bersikap terbuka
Saat berada di daerah baru, mungkin Anda akan menemukan bahasa, aksen, kebiasaan, ataupun makanan yang membuat Anda harus lebih waspada.
Agar tidak mengalami culture shock, Anda perlu sikap terbuka agar terbiasa dengan hal tersebut. Dengan sikap terbuka pula, Anda dapat mempelajari kebudayaan baru yang mungkin saja Anda sangat menyukainya.
- Bertanya
Perbedaan budaya sering kali membuat mahasiswa rantau menjaga diri dan tidak memahami lingkungan barunya.
Sehingga dapat membuat mereka tidak memahami karakteristik daerah tersebut. Padahal berinteraksi dengan masyarakat lokal merupakan hal yang sangat menguntungkan, karena Anda dapat bertanya ataupun meminta tolong dengan orang lain jika Anda mengalami kesulitan di sana.
- Memiliki teman
Memiliki teman akan membantu Anda untuk melawan culture shock yang Anda rasakan. Memiliki teman-teman yang bukan merupakan penduduk asli daerah tersebut akan membuat Anda merasakan bahwa Anda bukanlah satu-satunya orang yang mengalami culture shock. Berteman juga akan dapat meningkatkan keterampilan sosial Anda.
- Rangkullah bahasa sendiri
Kehidupan di universitas akan dipenuhi dengan budaya serta latar belakang yang beraneka ragam. Karenanya, Anda tidak perlu merasa malu dengan budaya Anda sendiri.
Karena tidak menutup kemungkinan ada orang lain yang menyukai kebudayaan Anda. Menjadi diri sendiri merupakan suatu hal yang penting meskipun Anda harus beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan.
Penulis: Endah Murniaseh
Editor: Yandri Daniel Damaledo