tirto.id - Beberapa sekolah menggunakan istilah Asesmen Sumatif Lingkup Materi (ASLIM) sebagai pengganti PTS. Lantas, apakah apakah ASLIM beda dengan Penilaian Tengah Semester (PTS)?
Dalam Kurikulum Merdeka para peserta didik harus melewati proses asesmen pembelajaran yang bertujuan mengukur berbagai aspek terukur yang bersifat holistik.
Proses asesmen di setiap sekolah dapat berupa formatif dan sumatif. Asesmen formatif dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan saat pembelajaran.
Sedangkan asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir. Asesmen sumatif ini perlu diadakan para guru untuk memastikan ketercapaian dari keseluruhan tujuan pembelajaran.
Lantas, apakah pengertian ASLIM itu sebenarnya?
Apa Itu Asesmen Sumatif Lingkup Materi ASLIM?Kepala SD Negeri Bertingkat Naikoten, Martinha Amaral, S.Pd sedang memantau pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) 2019, Senin (22/4/2019). (ANTARA FOTO/Benny Jahang)
ASLIM sejatinya adalah salah satu bentuk dari asesmen sumatif. Dirujuk dari Panduan Pembelajaran dan Asesmen terbitan Kemendikbud, asesmen sumatif adalah asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian tujuan pembelajaran.
Asesmen ini dilakukan pada akhir lingkup materi atau dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, atau akhir semester sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan.
Asesmen sumatif ini menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang.
Tujuan ASLIM
Sebagai bagian dari asesmen sumatif, ASLIM pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk:Menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau CP peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan.
Penilaian pencapaian hasil belajar para siswa ini dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar siswa dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Sementara, pada pendidikan anak usia dini, asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui capaian perkembangan peserta didik dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas atau kelulusan.
Fungsi ASLIM
- Alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu.
- Mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan.
- Menentukan kelanjutan proses belajar peserta didik di kelas atau jenjang berikutnya.
Apa Persamaan dan Perbedaan Asesmen Sumatif Lingkup Materi ASLIM dengan PTS?
Berikut ini persamaan dan perbedaan antara ASLIM dengan PTS:
Persamaan ASLIM dan PTS
- Keduanya merupakan bentuk dari asesmen sumatif.
- Sama-sama menjadi alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu.
- Keduanya berguna untuk mengevaluasi efektivitas metode pengajaran dan menyesuaikannya dengan kebutuhan dan perkembangan siswa.
Perbedaan ASLIM dan PTS
- ASLIM bisa dilakukan setelah pembelajaran berakhir. PTS dilakukan dalam periode tengah semester.
- Pelaksanaan ASLIM bisa dilakukan dengan berbagai teknik dan instrumen. Tidak hanya berupa tes tertulis. ASLIM bisa menggunakan observasi dan performa, seperti praktik, menghasilkan produk, dan melakukan projek. Pelaksanaan PTS biasanya dilakukan lewat tes tertulis.
- ASLIM diikuti oleh peserta didik kelas 1 dan 4 SD yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka. PTS diikuti oleh siswa yang masih menerapkan Kurikulum 2013.
Lalu, apa bedanya asesmen formatif dan asesmen sumatif?
Perbedaan Asesmen Formatif dan Sumatif
Berikut ini perbedaan asesmen formatif dan asesmen sumatif, sebagaimana dirujuk dari Kemendikbud:
Asesmen Formatif
- Asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Asesmen formatif dapat dilakukan di awal dan di sepanjang proses pembelajaran.
- Melalui asesmen ini, guru dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi, serta untuk mendapatkan informasi perkembangan murid. Informasi tersebut kemudian dijadikan umpan balik baik bagi murid maupun guru.
- Manfaat asesmen formatif:
- Bagi murid, asesmen formatif berguna untuk refleksi dan evaluasi, caranya dengan memonitor kemajuan belajar masing-masing, termasuk berbagai tantangan yang dialami, serta langkah-langkah yang perlu dilakukan agar capaian belajar terus meningkat.
- Bagi guru, asesmen formatif berguna untuk merefleksikan strategi pembelajaran yang sudah digunakan, serta untuk meningkatkan efektivitasnya dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Asesmen ini juga berguna bagi guru untuk memberikan informasi tentang kebutuhan belajar masing-masing murid.
- Agar asesmen formatif dapat bermanfaat bagi murid dan guru, beberapa hal perlu diperhatikan oleh guru dalam merancang asesmen formatif, yaitu:
- Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high stake).
- Asesmen formatif dirancang untuk tujuan pembelajaran dan tidak untuk menentukan nilai rapor, keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan-keputusan penting lainnya.
- Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau instrumen.
- Suatu asesmen dikategorikan sebagai asesmen formatif jika tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas proses belajar.
- Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan.
- Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang sederhana, sehingga umpan balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat.
- Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan informasi kepada guru tentang kesiapan belajar murid. Guru perlu menyesuaikan atau memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/atau membuat diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan murid berdasarkan hasil asesmen formatif.
- Instrumen asesmen formatif yang digunakan dapat memberikan informasi tentang kekuatan, hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh murid, serta mengungkapkan cara untuk meningkatkan kualitas tulisan, karya, atau performa yang diberi umpan balik.
Asesmen Sumatif
- Pelaksanaan asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan Capaian Pembelajaran (CP) murid. Hasil asesmen sumatif akan menjadi dasar penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan.
- Pada pendidikan dasar dan menengah, penilaian asesmen sumatif dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar murid dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
- Pada pendidikan anak usia dini (PAUD), asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui capaian perkembangan murid dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas atau kelulusan.
- Asesmen sumatif ini berbentuk laporan hasil belajar (rapor) yang berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan dengan informasi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
- Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester, atau pada akhir fase. Khusus pada akhir semester, asesmen sumatif bersifat pilihan.
- Asesmen sumatif bisa dilakukan pada akhir semester jika guru merasa masih memerlukan konfirmasi atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar murid. Sebaliknya, jika guru merasa bahwa data hasil asesmen yang diperoleh selama 1 semester telah mencukupi, maka tidak perlu lagi dilakukan asesmen pada akhir semester.
- Pada asesmen sumatif, guru dapat menggunakan teknik dan instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat menggunakan observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat portofolio).
- Umpan balik dari asesmen sumatif dapat digunakan untuk mengukur perkembangan murid, untuk memandu guru merancang aktivitas pada pembelajaran berikutnya.
- ASLIM ini terdiri dari Asesmen Sumatif Tengah Semester (ASTS) dan Asesmen Sumatif Akhir Tahun (ASAT).
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Yulaika Ramadhani