tirto.id - Israel terancam dicoret dari cabang olahraga (cabor) sepak bola Olimpiade Paris 2024 menyusul proposal desakan dari Federasi Sepak Bola Palestina (PFA) kepada Badan Sepak Bola Dunia (FIFA). PFA mengajukan proposal itu dalam pertemuan Majelis Umum FIFA, di Bangkok, Thailand, Jumat (17/5/2024).
Presiden PFA Jibril Rajoub, meminta pembekuan Federasi Sepak Bola (IFA) dalam keanggotaan FIFA. Desakan ini diajukan terkait pelanggaran kemanusiaan di Gaza, Palestina, oleh Israel. Rajoub menilai Israel telah melanggar Pasal Pasal 71 Statuta FIFA.
“Saya telah berulang kali berbicara menentang pelanggaran Israel terhadap hak-hak kami, termasuk [oleh] Sepak Bola Israel,” kata Rajoub, Jumat (17/5/2024), dilansir dari laman PFA.
“[Mereka] memasukan klub pemukiman ilegal dalam Liga Israel, pemukiman ini didirikan di wilayah pendudukan Palestina yang disetujui oleh legitimasi internasional dan resolusi PBB (Persatuan Bangsa-bangsa),” tambah Rajoub di hadapan 211 asosiasi anggota.
Rajoub mengklaim, sebanyak 45 ribu warga sipil Palestina telah menjadi korban jiwa dalam kurun 217 hari terakhir, atau sejak serangan Israel Oktober 2023 lalu. Lebih rinci, sebanyak 282 korban adalah atlet dan 193 dari sepak bola.
Tindakan itu belum termasuk klaim PFA atas penangkapan, penahanan, hingga pembatasan yang dilakukan oleh Israel. Pembatasan itu membuat Liga Palestina harus terhenti hingga Timnas Palestina mengungsi saat menggelar laga di FIFA Matchday. Infrastruktur olahraga di Palestina juga mengalami kerusakan dan kehancuran.
“Hingga gambar yang menunjukkan penggunaan stadion sepak bola sebagai kamp konsentrasi untuk menahan dan mempermalukan ribuan warga Palestina yang diarak hampir terang-terangan di layar televisi seluruh dunia,” tulis keterangan PFA.
Kapan FIFA Berikan Sanksi untuk Israel?
Presiden FIFA, Gianni Infantino menyatakan akan segera mempertimbangkan desakan dan proposal Palestina untuk mencoret Israel dari Olimpiade 2024. Menurut laporan Al Jazeera, keputusan FIFA itu kemungkinan akan dikeluarkan dalam pertemuan Dewan Luar Biasa, 25 Juli mendatang.
“Mulai sekarang [kami] akan memberikan mandat kepada ahli hukum independen untuk menganalisis tiga permintaan [dari PFA] dan memastikan statuta FIFA diterapkan dengan cara yang benar,” kata Infantino, dilansir dari media yang berbasis di Qatar itu.
Desakan Palestina kepada FIFA telah mendapatkan dukungan dari federasi sepak bola berbagai negara, di antaranya dari Aljazair, Irak, Yordania, Suriah, dan Yaman. Hal serupa juga dilakukan oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
Majelis Umum AFC pimpinan Sheikh Salman Al Khalifa mendukung penuh tuntutan PFA. Sebelumnya, dukungan Majelis Umum AFC yang berisikan 47 anggota tersebut telah disampaikan dalam Majelis Umum Konfederasi Kontinental ke-34, Kamis (16/5/2024), di Bangkok, Thailand.
“Adalah tugas kita untuk mendukung PFA untuk mencapai solusi cepat dan efektif yang sejalan dengan aturan dan regulasi AFC dan Internasional [FIFA],” terang Salman Al Khalifa dalam pidatonya, dikutip dari PFA.
Desakan Palestina saat ini mendapatkan perlawanan dari Israel. PFA mengklaim, ancaman telah dikeluarkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel atas desakan PFA kepada FIFA.
PFA menuntut FIFA untuk segera mengambil tindakan dan sanksi, selayaknya hukuman kepada sepak bola Rusia atas tindakan kemanusiaan di Ukraina.
“Rajoub menunjukkan bahwa Menlu Israel membuat ancaman pribadi dan serius untuk memenjarakannya karena berbicara kepada FIFA melalui platform ini,” tulis PFA.
“Apakah FIFA menganggap beberapa perang lebih penting dibandingkan perang lainnya, dan beberapa korban lebih penting?” tambah PFA.
Presiden IFA dari Israel Shino Moshe Zuares, membantah klaim PFA atas pelanggaran kemanusiaan di Gaza. Ia menegaskan, pihaknya kini akan berupaya keras melawan desakan dari Palestina.
“Upaya sinis yang dilakukan PFA akan mendapatkan perlawanan dari IFA yang gigih, untuk mencegah proses hukum yang tidak dapat dibenarkan terhadap kami,” kata Mosche Zuares dilansir dari The Telegraph, Minggu (19/5/2024).
“Kami sepenuhnya yakin bahwa penilaian hukum apa pun yang dilakukan FIFA terhadap kedua belah pihak akan menyimpulkan, bahwa IFA, seperti biasa, beroperasi sesuai dengan semua peran organisasi, sesuatu yang akan sangat sulit dibuktikan oleh PFA,” tandasnya.
Imbas Sanksi FIFA untuk Israel: Batal Tampil di Olimpiade 2024?
FIFA memang belum mengeluarkan sanksi resmi kepada Israel, terkhusus IFA. Namun, berkaca pada kasus lain, sanksi FIFA bisa membuat Israel gagal berpartisipasi di ajang internasional. Selayaknya hal itu berlaku bagi Rusia yang menginvasi Ukraina pada 2022.
Sanksi internasional telah membuat Rusia, baik klub maupun Timnas, tak diperbolehkan tampil di ajang sepak bola yang digelar Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) dan FIFA. Rusia juga kemungkinan masih tak akan mengikuti Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona UEFA.
Bahkan sanksi itu telah mengakibatkan Stadion Krestovsky, Saint Petersburg, Rusia, secara mendadak batal menggelar final Liga Champions (UCL) 2021/2022. Jatah venue final kala itu lantas bergeser ke Stade de France, Saint-Denis, Prancis.
Jika hal itu terjadi pada Israel dan IFA, maka mereka terancam batal di Olimpiade Paris 2024. Timnas Israel, sebelumnya telah memastikan diri lolos putaran final Olimpiade 2024 usai menjadi semifinalis di EURO U21 2023 lalu.
Olimpiade sendiri digelar oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC). Federasi internasional seperti FIFA, menjadi salah satu bagian dari IOC. Kemungkinan Timnas sepak bola Israel bisa gagal tampil di multi-event olahraga dunia itu. Kemungkinan lainnya, sanksi berlanjut juga diterapkan di cabor lain.
Jika sanksi berlaku, Indonesia sebenarnya berpeluang jadi negara pengganti. Mengingat sebelumnya, Tim Garuda menjadi negara yang gagal lolos melalui playoff atau jalur terakhir, usai kalah dari wakil Afrika (CAF), Guinea.
Sejauh ini belum ada regulasi pasti terkait negara pengganti. Bisa saja, sanksi Israel dari FIFA, membuat jatah lolos negara tersebut diberikan kepada tim-tim asal UEFA.
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Yantina Debora & Yonada Nancy