tirto.id - Pemerintah menyiapkan skenario penguatan bantuan sosial bagi masyarakat untuk meminimalisir dampak negatif dari kenaikan harga berbagai komoditas. Kenaikan harga sendiri dikhawatirkan akan mengakibatkan terjadinya lonjakan inflasi 2022.
“Selain melanjutkan berbagai skema bantuan sosial, pemerintah juga terus mempertahankan subsidi listrik, BBM, LPG, dan subsidi beberapa komoditi lain, seperti pupuk, kedelai, dan minyak goreng,” kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Edy Priyono, di Gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (19/4/2022).
Edy memahami beban subsidi pemerintah bakal naik dan beban anggaran juga bertambah seiring dengan pemberian bantuan sosial tersebut. Namun, ini dilakukan semata untuk menjaga agar masyarakat tetap dapat membeli kebutuhan pokok.
Ia mengungkapkan, sebelumnya pemerintah juga menyalurkan bantuan sosial, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng, BLT dana desa, dan Bantuan Subsidi Upah (BSU).
Menurutnya, berbagai skema bansos di atas, dapat meminimalkan dampak negatif kenaikan harga dan mempercepat proses pemulihan ekonomi Indonesia.
Seperti diketahui, sejumlah pakar ekonomi memprediksi akan terjadi lonjakan inflasi dalam beberapa waktu ke depan, menyusul kenaikan harga pangan, BBM Pertamax, dan tarif PPN menjadi 11 persen.
Lonjakan inflasi disinyalir akan menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia karena berpengaruh pada daya beli masyarakat. Terlebih selama ini perekonomian Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Bayu Septianto