tirto.id - Para pengelola mal atau pusat perbelanjaan melipatgandakan pengamanan, untuk mengantisipasi aksi unjuk rasa yang rencananya akan dilaksanakan pada Senin, 30 September 2019.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Stefanus Ridwan menjelaskan, penambahan keamanan sebenarnya sudah dilakukan sejak minggu lalu, terutama di mal-mal yang terletak di kawasan yang menjadi pusat demo.
Namun, khusus untuk hari ini 30 September, ia bersama pengelola mal lainnya menggandakan pengamanan di mal-mal yang dekat dengan lokasi demonstrasi.
"Udah beberapa hari ini siaga terus, siaga satu. Dari beberapa hari ini, per minggu lalu. Siaga satunya itu siaga security-nya di-double-in," kata dia kepada Tirto, Senin (30/9/2019).
Ia juga meminta sudah aparat untuk menambah personel yang berjaga di sekitaran mal. Beberapa mal juga akan dijaga dengan barikade.
"Kita minta jaga ke aparat juga. Jumlahnya tergantung misalnya mal-nya itu punya kekuatannya 300 orang ya ini [pengamanannya] 600. Kalau dia punya 150 jadinya [pengamanannya] 300 gitu, pengamanan ada berupa barikade," papar dia.
Stefanus tak mengatakan secara rinci mal mana saja yang menjadi prioritas pengamanan. Namun, ia memastikan mal-mal yang ada di kawasan Jakarta Pusat jadi perhatian utama dengan pengamanan yang sudah digandakan.
"Terutama di titik yang dekat pusat-pusat demo Sarinah, Semanggi. Itu tergantung kan karena rute [demo] beda-beda. Kita perhatikan rute demonya aja di mana," terang dia.
Terkait aksi unjuk rasa yang terjadi selama sepekan lalu, mulai dari aksi mahasiswa, pelajar, hingga "Reuni 212", ia mengaku para pengelola mal belum menghitung berapa besar kerugian yang ditanggung. Yang pasti, jumlah pengunjung menurun drastis pada pekan lalu.
"Belum hitung, kita memang lihat jumlah pengunjung aja berkurang. Soal jumlah, tergantung lokasinya. Misalnya di deket DPR itu slipi, Taman Anggrek ya pengaruh. Misalnya karena kemarin itu Sabtu kan ada aksi di Bundaran HI, Plaza Indonesia sama Grand Indonesia pasti sepi," kata dia.
Stefanus menambahkan, pengelola mal hingga saat ini belum berniat untuk mengurangi jam operasional meski skala demo diperkirakan lebih besar. Namun, mereka akan tetap memantau perkembangan situasi.
"Kalau kondisinya memburuk ya mereka pasti tutup," kata dia.
Ia berharap, aksi demo yang dilakukan mahasiswa dan sejumlah elemen masyarakat hari ini tidak akan rusuh.
"Semoga demo ya demo aja jangan aneh-aneh. Kalau mulai rusuh itu sudah mulai orang takut. Kalau malam kan biasanya kaos. Kita malnya tutup, pusat belanjanya tutup tapi security-nya gak pulang kalau gitu. Jadi kita sediakan dua shift untuk jaga terus," tandas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti