tirto.id - Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menekankan pentingnya literasi bagi masyarakat terkait penularan cacar monyet (monkeypox) termasuk terhadap hewan peliharaan. Hal itu menanggapi kasus seekor anjing peliharaan tertular cacar monyet dari pemiliknya di Prancis.
“Ini yang di Prancis nih, dia memelihara anjing ini tidur di tempat yang sama dan kontak atau menjilat luka bahkan. Nah ini sangat disayangkan, artinya literasi menjadi sangat penting,” kata Dicky saat dihubungi reporter Tirto, Kamis (18/8/2022).
Menukil Jurnal The Lancet yang diterbitkan pada 10 Agustus 2022, seekor anjing greyhound jantan yang awalnya sehat mulai menunjukkan ruam dan luka di sekitar perut dan anus pada hari ke-12 stelah pemiliknya memiliki gejala cacar monyet. Hasil tes menunjukkan anjing berusia 4 tahun tersebut terinfeksi jenis cacar monyet yang sama dengan pemiliknya.
“Temuan kami memicu perlunya mengisolasi hewan peliharaan dari individu yang positif virus monkeypox. Kami menyerukan penyelidikan lebih lanjut tentang transmisi sekunder melalui hewan peliharaan,” tulis jurnal itu.
Dicky menyatakan ancaman penularan cacar monyet di Indonesia dan penularan cacar monyet dari manusia ke hewan (spill back) tinggal menunggu waktu saja.
Menurut dia, cacar monyet merupakan virus yang ditularkan dari hewan dan menginfeksi manusia (spill over).
“Dalam hal ini, penularan dari seorang penderita monkeypox kepada hewan peliharaan mau itu kucing, anjing, itu bicara masalah waktu. Terutama, karena ini kan harus kita sadari, ini ditemukan pertama penyakit ini di populasi hewan dalam artian kera atau yang dalam kategori mamalia,” ujarnya.
Dicky menerangkan beberapa gejala cacar monyet, antara lain terdapat kelainan kulit seperti vesikel atau terkait cacar, tetapi daerahnya di anus ke kelamin ataupun di mulut, serta ada pembesaran kelenjar getah bening.
Guna mencegah penularan cacar monyet di Indonesia, Dicky menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk membuat program literasi bagi masyarakat. Masyarakat diimbau segera menghubungi tenaga kesehatan saat tertular cacar monyet, jangan kemana-mana atau mengisolasi diri, serta mengingat dalam 2-3 pekan terakhir melakukan kontak dengan siapa saja.
“Nah ini yang harus segera dibangun baik itu pemahamannya, kepahamannya, maupun sistemnya. Karena kalau tidak, ini akan menjadi masalah besar,” ujar Dicky.
Selanjutnya, dia juga menyarankan ahli kesehatan masyarakat untuk memberikan literasi terkait pencegahan cacar monyet kepada masyarakat Indonesia.
“Ini yang harus dibangun dari sekarang dan saya melihat kita masih banyak yang enggak mengambil pelajaran dari COVID-19 atau dari pandemi selama hampir mau tiga tahun ini,” tandas Dicky.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan