tirto.id - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arief Satria menyatakan lembaganya siap terlibat dalam penelitian cacar monyet atau monkeypox di Indonesia. Arief mengatakan saat ini IPB menunggu penunjukan resmi dari pemerintah.
"Kami terus koordinasi. Begitu ada kabar penunjukan resmi sudah ada, kami akan total," kata Arief dikutip dari Antara, Senin (15/8/2022).
Arief menyebutkan dua laboratorium utama menjadi perhatian pemerintah dalam penelitian cacar monyet. Penelitian mulai dari menganalisis penyakit, pencegahan, penanganan hingga vaksinasi cacar monyet.
Dua laboratorium itu ialah Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sri Oemijati BKPK Kemenkes dan Pusat Studi Satwa Primata IPB, Bogor.
IPB telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM), laboratorium hingga pusat konservasi primata IPB di Pulau Tinjil, Kabupaten Pandeglang, Banten.
"Kami selalu siap mendukung pemerintah dalam mengatasi cacar monyet," ujarnya.
Cacar monyet merupakan zoonosis yang disebabkan oleh infeksi virus dari genus Orthopoxviridae.
Sejak beberapa pekan lalu, IPB telah menggelar rapat-rapat informal bersama Kementerian Kesehatan terkait pencegahan dan penanganan penyakit cacar monyet yang sudah menjadi wabah di dunia.
Menanggapi perkembangan penyebab cacar monyet, Kementerian Kesehatan pun mempersiapkan 10 Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) untuk mendukung penelitian penyakit tersebut di Medan, Palembang, Kalimantan, Banjarmasin, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Ambon, Manado, dan Makassar.
Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu, pemanfaatan fasilitas BTKL guna menambah jumlah jejaring laboratorium penelitian cacar monyet yang sebelumnya hanya tersedia di Kemenkes dan laboratorium primata di Bogor.
Editor: Gilang Ramadhan
