tirto.id - Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menilai permasalahan Papua bukan upaya menyelesaikan kekerasan. Ia mengatakan permasalahan terjadi karena adanya perbedaan pandangan penyelesaian konflik Papua. Ia menilai masalah utama karena ketiadaan keadilan di Papua.
"Ketika berbicara kekerasan (Papua) di Jakarta aja ada 3 pandangan. Ada yang menganggap ini terorisme ada menganggap ini separatisme, ada yang menganggap ini kriminal. Di kita aja di Jakarta ada perbedaan
pandangan," kata Anies di Gedung KPU, Jakarta, Selasa.
"Apa masalah utamanya? Masalah utamanya adalah tiadanya keadilan di Tanah Papua itu masalah utama," tegas Anies.
Anies menilai, peniadaan kekerasan bukan berarti membuat kedamaian. Ia menyebut kekerasan akan selalu ada. "Tujuannya bukan semata-mata tentang meniadakan kekerasan karena damai bukan tiada kekerasan,
damai itu ada keadilan itu prinsip utamanya," kata Anies.
Anies mendorong agar permasalahan HAM perlu diselesaikan dengan tuntas. Kedua, ia mendorong agar ada upaya mencegah pelanggaran HAM di Papua. Ia menekankan penyelesaian masalah HAM bukan dengna parameter kekerasan, melainkan pemberian keadilan.
"Yang ketiga, melakukan dialog dengan semuanya dengan cara co-partisipatif," kata Anies.
KPU menggelar debat perdana capres-cawapres pada Selasa (12/12/2023). Debat perdana ini diikuti ketiga peserta yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (nomor urut 1), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka
(nomor urut 2), dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (nomor urut 3).
Mereka berdebat dalam tema pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.
KPU menunjuk 11 panelis sebagai pihak yang akan menyusun pertanyaan debat. Ke-11 panelis terdiri atas akademisi dan tokoh politik, hukum dan HAM. KPU pun menunjuk dua jurnalis sebagai moderator, yakni
Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri