tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum memutuskan perpanjangan ganjil-genap usai perhelatan Asian Para Games 13 Oktober mendatang. Menurutnya, kebijakan tersebut tak efektif mengurangi kepadatan sejumlah ruas jalan di Ibu Kota
Keraguan Anies terhadap efektivitas tersebut juga didasarkan pada asumsi bertambahnya jumlah pembelian mobil di Jakarta.
"Begitu ada rekayasa lalu lintas lalu jumlah mobilnya meningkat secara luar biasa, rekayasa itu tidak lagi efektif," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (11/10/2018).
Penambahan jumlah mobil seiring perluasan ganjil-genap, kata Anies, bukan sekadar asumsi pribadi. Banyak warga Jakarta yang mencari celah untuk mensiasati peraturan tersebut, salah satunya dengan menambah jumlah kendaraan mereka.
Ia mengaku memegang data soal penjualan mobil bekas di Jakarta yang menunjukkan peningkatan.
Sebabnya tak lain lantaran para konsumen itu memiliki kendaraan dengan nomor polisi ganjil dan genap. Padahal kebijakan itu bertujuan mendorong migrasi masyarakat dari kendaraan pribadi ke transportasi umum massal.
"Bahkan ada yang menyebut di atas 15 persen kenaikan penjualannya," imbuh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.
Lantaran itulah ia lebih memilih untuk mengkaji terlebih dahulu perluasan serta perpanjangan ganjil-genap pasca berakhirnya perhelatan Asian Para Games. Kebijakan itu juga disebut perlu untuk didukung oleh sejumlah perbaikan fasilitas yang transportasi sembari menunggu program Elektronic Road Pricing (ERP) terlaksana.
"Kami mendorongnya solusinya lewat kendaraan umum, bukan solusi lewat rekayasa lalu lintas," pungkas Anies.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto