Menuju konten utama

Anies Baswedan Membajak Sawah di Bantul

Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta terpilih, mengisi kunjungannya ke Yogyakarta dengan menikmati wisata "membajak sawah" di kawasan Imogiri, Bantul.

Anies Baswedan Membajak Sawah di Bantul
(Ilustrasi) Warga membawa bibit pohon markisa saat acara aksi menanam 1.000 pohon di kawasan Desa Wisata Mojolegi, Karangtengah, Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (1/1/2016). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko.

tirto.id - Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswesdan mengisi kegiatannya di Yogyakarta pada hari ini dengan berkunjung ke Desa Wisata Candran di Desa Kebonagung, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY.

Saat berkunjung ke desa wisata di Bantul selatan tersebut pada Rabu sore (19/7/2017), Anies ikut membajak sawah. Dia turun ke sawah dan menaiki alat tradisional untuk membajak lahan pertanian yang ditarik oleh dua kerbau.

Praktek membajak sawah dengan alat tradisional berbahan kayu, yang masih mengandalkan tenaga kerbau, selama ini memang menjadi salah satu obyek wisata di desa tersebut yang menarik perhatian turi asing maupun dalam negeri.

Sawah yang “dibajak” oleh Anies berada tak jauh dari lokasi perkampungan warga dan baru saja usai melewati musim panen padi. Sawah di daerah ini bisa panen padi selama tiga kali dalam setahun atau sepanjang musim sebab persediaan airnya melimpah.

Ketika “membajak sawah”, Anies mengenakan pakaian adat jawa atau surjan warna cokelat. Ia dipandu oleh seorang petani asal kampung Candran, Desa Kebonagung yang membantu mengendalikan jalnnya dua ekor kerbau penarik alat bajak.

Sebagaimana dilaporkan Antara, aktivitas Anies tersebut menarik perhatian ratusan warga dari desa wisata tersebut. Mereka rajin mengabadikan gambar saat Anies “membajak sawah” dengan telepon pintar.

Ketika ditemui wartawan usai “membajak sawah” dengan kerbau, Anies mengatakan sekarang banyak masyarakat perkotaan di Indonesia sudah jarang yang mengenal dunia pertanian tradisional di perdesaan.

"Ketika anak-anak kita makin jauh dari dunia pertanian, jauh dari kegiatan bercocok tanam, mereka tidak pernah membayangkan seperti apa prosesnya,” kata Anies pada Rabu (19/7/2017).

Dia mencontohkan, “Ketika anak saya yang SMA kelas 1 kemudian bisa ikut di desa, tinggal bersama-sama dengan warga desa untuk bisa mengetahui pertanian dari dekat, maka bisa memiliki empati (nasib petani)."

Anies menjelaskan lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal dan bermukim di perkotaaan yang jauh dari aktivitas pertanian, kegiatan bercocok tanam yang selama ini menjadi penopang pangan masyarakat Tanah Air.

"Jakarta tempat saya bertugas nanti itu kota metropolitan, kita semua pagi sarapan nasi, siang makan nasi, malam makan nasi, tapi jarang sekali kita pengalaman melihat dari dekat proses penanaman hingga panen padi itu sendiri," kata dia.

Anies bersama keluarganya juga berkunjung ke Museum Tani Jawa Indonesia yang menjadi ciri khas desa wisata di Kebonagung. Museum itu menyimpan sejumlah koleksi alat edukasi tentang pertanian tradisional.

Pengelola Desa Wisata Candran dan Museum Tani Jawa Indonesia, Kristyo Bintoro berharap kunjungan Anies dapat diikuti oleh generasi muda untuk mengenal dunia pertanian di pedesaan.

"Agar ketahanan pangan di Indonesia yang dibangun dari masyarakat tani dapat terwujud," kata Kristyo.

Baca juga artikel terkait ANIES BASWEDAN

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom