tirto.id - Anggota kongres Muslim Amerika, Ilhan Omar mendapat ancaman setelah menjadi sasaran video Presiden Donald Trump mengenai serangan teror 11 September 2001.
Omar mengeluarkan pernyataan pada Minggu malam (14/4/2019) melalui akun Twitternya dengan mencuit, “Sejak tweet presiden Jumat malam, hidup saya terancam dan banyak yang langsung merujuk atau membalas video presiden.”
Melansir AP News, Ketua DPR, Nancy Pelosi menanggapi pernyataan Omar pada Minggu (14/4/2019), bahwa dia telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan keamanan Omar dari Demokrat untuk Minnesota.
"Setelah cuitan Presiden, saya berbicara dengan Sersan yang Ditunjuk untuk memastikan Polisi Capitol melaksanakan penilaian keamanan bagi keselamatan Anggota Kongres Ilhan Omar, keluarganya dan stafnya," kata Pelosi di dalam satu pernyataan.
"Mereka akan terus memantau dan menangani ancaman yang ia hadapi," tulis Pelosi, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu, yang dipantau Antara.
Pada Jumat (12/4/2019), Trump mencuitkan "KAMI TAKKAN PERNAH LUPA" yang disertai video 43-detik yang menampilkan pernyataan Ilhan Omar saat berbicara di Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) pada Maret, organisasi Islam terbesar di negeri tersebut.
Di dalam pidatonya, Ilhan mengatakan CAIR "didirikan setelah 11/9 sebab mereka mengakui bahwa sebagian orang melalukan sesuatu, dan kita semua mulai kehilangan akses ke kebebasan sipil kita".
CAIR didirikan pada 1994. Kantornya mengatakan Ilhan Omar salah ucap dan "bermaksud merujuk kepada fakta bahwa ukuran organisasi itu telah berlipat ganda setelah serangan 11 September".
Namun para pengeritiknya memusatkan perhatian pada kata-kata "sebagian orang melakukan sesuatu", yang menunjukkan ia "meremehkan serangan tersebut".
Pelosi juga menyeru Trump agar mencabut video itu, yang ia gambarkan sebagai "tidak terhormat" dan "berbahaya"
"Kata-kata Presiden berbobot satu ton, dan retorikanya yang menyulut kemarahan dan kebencian menciptakan bahaya nyata. Presiden Trump harus mencopot videonya yang berbahaya dan tidak terhormat," kata Pelosi.
Di dalam tanggapan terhadap cuitan Trump, Ilhan Omar pada Sabtu mengatakan, "Tak seorangpun --tak peduli betapa korup, tidak mampu atau kejam-- dapat mengancam cinta saya yang tak tergoyahkan buat Amerika."
"Saya takkan goyah untuk terus berjuang bagi kesetaraan dalam upaya kita mewujudkan kebahagiaan buat semua orang Amerika," katanya.
Ilhan Omar, anggota Demokrat yang mewakili Distrik Ke-5, adalah satu dari dua Muslimah yang dipilih menjadi anggota Kongres AS, bersama Rashida Harbi Tlaib dari Michigan.
Ilhan Omar menghadapi serangkaian serangan dan ancaman mati dalam beberapa pekan belakangan selain kecaman sejak ia mengeluarkan komentar yang menentang Israel, dan sekarang komentar yang ia keluarkan mengenai serangan 11 September.
Pada Jumat lalu, seorang pria di New York didakwa mengancam untuk menyerang dan membunuh Ilhan Omar, setelah ia dilaporkan mengatakan, "Ia (Ilhan Omar) adalah seorang teroris. Saya akan memasukkan peluru di batok kepalanya (yang cabul)."
Pada Maret, satu ancaman bom disampaikan ke satu hotel Ilhan dijadwalkan akan berbicara, kata jejaring selebriti Blast.
Seorang perempuan menelepon hotel itu dan mengatakan Ilhan Omar adalah bahaya buat masyarakat dan mengancam akan meledakkan bangunan tersebut kalau mereka melanjutkan acara itu.
Editor: Yandri Daniel Damaledo